Kusandarkan kepala
Dibangku white-pearlku yang melesat perlahan
Kulihat cerahnya langit yang kontras dengan Aspal setengah basah
Masih kubersandar…
Kulihat indah flamboyan, ditepian jalan.
Semi oranye indah sekali.
ada hal yang kuharap sepertinya, tapi tak penuh.
Cintaku akan mekar indah penuh warna.
Tapi…
Aku juga tidak mengharapkannya.
Yang akhirnya hanya jatuh berguguran dan terlindas mesin.
Sejenak aku terdiam dan tersadar.
Sekelebat Arial menyapaku, meluluh lantakkan sombongku.
Satu kalimat mewakili segalnya
“NOTHING LAST FOREVER”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H