Mohon tunggu...
Bintang Hati
Bintang Hati Mohon Tunggu... -

Hati yang penuh berpenyakitan, sumber kedengkian, sumber kesombongan, sumber kebencian, ujub, ri'ya dan kebusukan-kebusukan lainnya, bermuara di situ. Maka aku terus berusaha agar ada bintang di hati.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tim Jokowi-JK, Belajarlah pada Tim Jerman

11 Juli 2014   06:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


[caption id="attachment_333074" align="alignnone" width="296" caption=""][/caption]


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bapak Jokowi-JK yang terhormat, apakah bapak menyaksikan pertandingan Semi Final Piala Dunia antara Jerman vs Brasil…? Skor-nya luar biasa 7 – 1 untuk Jerman. Apakah yang dapat bapak petik sisi lain makna dari pertandingan tersebut…?.


Sesungguhnya segala gerak kehidupan di dunia ini tersimpan makna yang tersembunyi di dalamnya. Hal sekecil apapun pasti punya pesan di dalamnya. Daun luruh lalu jatuhpun punya makna, kaki tersandung kemudian tersungkur tentunya menyampaikan pesan pada kita agar kita lebih berhati-hati.


Mari kita renungi pelajaran yang di contohkan tim Jerman tersebut di atas. Walau mereka telah unggul besar, mereka tetap melakukan pertandingan. Apalagi jika unggulnya tipis. Sebelum wasit meniup pluit panjang, mereka tidak meninggalkan lapangan untuk berjingkrak-jingkrak merayakan kemenangan dan tidak terburu-buru meluapkan kegembiraan.


Mereka belum mau menyatakan kemenangan, walau skor sudah 7 – 1 dan waktu menyisakan beberapa menit lagi. Bapak lihat mereka tidak keluar lapangan sebelum waktunya berakhir bukan. Mereka tahu bahwa itu adalah kekonyolan, mereka taat pada aturan main. Mereka tahu keputusan ada pada wasit yang sah dalam pertandingan tersebut, bukan pengamat yang sedang mencari nafkah.


Belajarlah pada Tim Jerman. Bapak adalah calon pemimpin, bukan pemimpin yang dipimpin. Katakan tidak pada tim bapak (siapapun dia), jika membuat skenario yang tidak benar. Revolusi mental mereka.


Bagaimana dengan Tim Brasil dan para pendukungnya, jika tiba-tiba Tim Jerman keluar lapangan sebelum waktunya berakhir untuk merayakan kemenangan atau untuk melakukan sujud syukur (misalnya Mesut Ozil)...….? Tim Jerman tahu cara menghargai Tim Berasil. Jika memanglah Tuhan menetapkan sebuah kemenangan buat Bapak, dia pasti akan datang pada waktunya. Bersabarlah…..


Sejujurnya pada tanggal 9 Juli kemarin, saya mencoblos peci Pak Prabowo. Saya telah melakukan hak dan kewajiban saya sebagai warga Negara. Setidak-tidaknya suara seperti saya yang memilih Prabowo-Hatta telah mengurangi golput sehingga menambah legitimasi pemerintahan yang terbentuk jika Bapak terpilih. Saya pribadi mengharapkan pilihan saya yang menang, tetapi saya juga menghargai jika Bapak yang terpilih.


Jadi sekali lagi sabarkan hati Bapak. Jika memang Tuhan menghendaki Bapak yang memimpin bangsa ini, maka kami walau tidak memilih Bapak akan turut mendoakan agar bapak mampu membawa bangsa yang kita cintai ini ke arah yang lebih baik.


Namun jika kelak pada tanggal 22 Juli Pak Prabowo yang ditetapkan sebagai Presiden terpilih, saya berharap Bapaklah yang menjadi pionir untuk mencontohkan sifat kenegarawanan kepada rakyat bagaimana cara menerima hasil keputusan tersebut.


Sekali lagi jika Bapak terpilih, belajarlah pada Tim Jerman seperti yang mereka tunjukkan pada Photo di atas tersebut.


Akhirnya maafkan saya atas tulisan ini…


Wassalammu ‘alaikum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun