Mohon tunggu...
Bintang Hakam Rayana
Bintang Hakam Rayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional - UPN " Veteran " Yogyakarta

Saya seorang mahasiswa yang hobby membaca buku dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keketuaan Indonesia di MIKTA: Pintu Kesempatan dan Langkah Baru Indonesia

3 Desember 2023   22:24 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia dalam rentang satu tahun  kebelakang, banyak mendapatkan keyakinan untuk mengemban tugas keketuaan di berbagai forum / Organisasi  Internasional, contohnya seperti Presidensi G20 , Keketuaan ASEAN dan lain sebagainya. Keberhasilan Indonesia dalam menduduki posisi penting ini dapat menjadi bukti bahwa kekuatan dan pengaruh kedudukan  Indonesia memiliki peranan penting dalam berjalannya kondisi politik dunia.  Indonesia secara masif menunjukkan komitmennya untuk berpartisipasi aktif dalam bentuk kerjasama - kerjasama tingkat tinggi bukan hanya sebagai anggota, namun juga sebagai pemimpin.

 Buah dari komitmen dan keaktifan Indonesia ini, pada tahun 2023 Indonesia mendapatkan kepercayaan  baru untuk mengemban tugas sebagai salah satu pemimpin Organisasi Internasional yaitu MIKTA.  Adapun posisi keketuaan ini diberikan  secara resmi dari ketua sebelumnya yaitu  Turki , pada Kamis ( 2/3/2023) di New Delhi, India yang diwakili oleh Mentri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. 

MIKTA sendiri merupakan singkatan nama anggota dari organisasi internasional ini, yang terdiri atas Meksiko, Indonesia, Korea Selatan , Turki , dan Australia.  MIKTA didirikan pertama kali pada pertemuan  para Menteri Luar Negeri  kelima anggota di sela Sidang Majelis Umum PBB ke - 68  di New York, Amerika Serikat.

MIKTA memiliki karakteristik yang serupa dengan organisasi internasional yang telah ada , yaitu dibentuk untuk tujuan menjawab tantangan yang ada pada setiap negara anggota, menjembatani kepentingan - kepentingan vital negara anggota agar dapat diselesaikan melalui bentuk  kerjasama yang mumpuni dan memuaskan  serta mendorong anggotanya untuk memberi solusi atas tantangan Global. Uniknya, kelima anggota MIKTA pada dasarnya tergabung dalam keanggotaan aktif G20, akan tetapi tidak ikut serta dalam dua organisasi lain yang ada di dalam G20, yaitu G7 ( Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada, Perancis Jerman, Italia ), dan BRICS ( Brazil, Rusia, China, Afrika Selatan ).

 Melihat karakteristik dan keunikan MIKTA sendiri tentu sejalan dengan politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas dan aktif , yang mana Indonesia secara mandiri memilih jalannya sendiri dan tidak memihak sisi manapun dalam melaksanakan politik luar negerinya , Indonesia juga secara masif berusaha ikut serta dalam menjawab permasalahan - permasalahan yang sekiranya menghambat kedinamisan Dunia.

 Cita - cita Indonesia yang ingin menjadi penengah dan penawar dalam persaingan tanpa henti antar negara di dunia , dapat terwujud dengan ketersediaan Indonesia menerima estafet kepemimpinan MIKTA , karena sedari pembentukannya MIKTA memiliki visi untuk menjadi penyeimbang di tengah rivalitas negara adidaya ( great power rivalry ). Hal ini berdasar pada posisi kelima negara anggota MIKTA sebagai negara kekuatan menengah ( middle power ) di wilayahnya masing - masing. 

Selain pada cita - cita , Indonesia tentu membawa kepentingan krusial dalam keikutsertaannya di MIKTA , yaitu peningkatan peran global Indonesia, akselerasi penguatan diplomasi middle power, kepemimpinan multilateral yang inklusif, pemenuhan pengembangan infrastruktur dan sarana konektivitas, serta menggalakkan kerjasama yang mengikutsertakan peran, pendapat, dan kepentingan masyarakat.

Indonesia dalam menerima amanat keketuaan MIKTA dari Turki tentu membawa prioritas  penting. Prioritas penting ini nantinya akan dijadikan dasar dari MIKTA untuk bergerak dan berkontribusi selama berada dibawah keketuaan Indonesia. Indonesia dalam kepemimpinannya satu tahun tahun kedepan membawa  tiga prioritas utama.

 Pertama, penguatan multilatelarisme , Indonesia meyakini bahwasanya kondisi multilatelarisme dunia sedang berada di dalam tekanan, oleh karena itu  MIKTA harus menjadi garda terdepan dalam menjaga kondisi multilatelarisme , sehingga dapat mendorong kondisi keamanan, stabilitas  yang menghasilkan kemakmuran bersama.

Kedua, pemulihan yang inklusif, Indonesia prihatin dengan kondisi negara berkembang yang semakin tergerus dan memiliki kondisi masa depan yang buruk dikarenakan hadirnya berbagai masalah global, Indonesia yakin jika hal ini terus berlanjut,  persatuan di dunia hanyalah angan belaka dan dunia tidak akan bisa pulih. Atas dasar itu MIKTA harus mengambil peran dalam mewujudkan aksi untuk menghadirkan kesembuhan global yang kuat dan inklusif.

Ketiga , transformasi digital , Indonesia percaya bahwa Digitalisasi menjadi masa depan kemajuan MIKTA di berbagai bidang di masa depan , digitalisasi yang telah digalakkan di berbagai dunia dapat dimanfaatkan MIKTA sebagai sarana penguatan internal yang dapat memberikan keuntungan di dalamnya.

Keketuaan Indonesia di MIKTA ini tentu menjadi sebuah pintu kesempatan dan langkah baru bagi Indonesia , disebut pintu kesempatan, karena keketuaan Indonesia di dalam MIKTA menghadirkan berbagai manfaat yang baik bagi Indonesia , seperti posisi Indonesia yang semakin kokoh di arena global, pemenuhan hajat dan pembangunan di dalam negeri melalui implementasi - implementasi program di dalam MIKTA ,  dan terakomodasinya kepentingan  Indonesia di dalam wadah yang terstruktur. 

Anggota - Anggota dari MIKTA sendiri dapat memberi kebermanfaataan tinggi bagi Indonesia, misalkan Korea Selatan dengan kerjasama di bidang ekonomi dan hiburannya yang sudah mumpuni , Turki yang memiliki kekhasan kondisi seperti Indonesia dalam bidang agama dapat menghasilkan solidaritas kerjasama di berbagai bidang. 

Australia yang dapat dikatakan sebagai tetangga dekat dengan segudang kemajuan , bisa memberikan bentuk - bentuk kerjasama yang solid dan adventif terutama di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, &  ekonomi, dan terakhir Mexico , sebagai negara kuat di kawasan  Amerika Latin, bisa memberikan dampak baru bagi kepentingan perkembangan kerjasama strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin.

Sedangkan disebut sebagai langkah baru , karena MIKTA menjadi arena " anyar " dimana  Indonesia berjalan dan berproses , yang diharapkan di setiap langkah yang diambilnya dapat memberikan buah regulasi yang menguntungkan bagi MIKTA maupun Indonesia sebagai ketua.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun