1. Adaptasi; adaptasi adalah fungsi penyesuan diri. Sistem sosial menghadapi lingkungannya dan menanggulangi situasi eksternal. Setiap sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhannya. Fungsi adaptasi mencakup upaya menyelamatkan sumber-sumber yang ada dilingkungan dan kemudian mendistribusikannya melalui sisitem yang ada. Setiap sistem dituntut memiliki kemampuan untuk memobilisasi setiap sumberdaya yang ada dilingkungan sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Negara dan masyarakat harus mampu menyesuaikan diri atau beradatasi dengan situasi atau kondisi krisis ini. Adaptasi bisa berupa adaptasi pola pikir, adaptasi perilaku, adaptasi budaya, adaptasi teknologi, adaptasi public policy dan lainnya. Sejumlah adaptasi ini disesuikan dengan kebutuhan dan lingkung yang berkembang. Oleh karena itu, untuk mencapai fungsi adaptasi dibutuhkan sikap dan tindakan out of the box, bijaksana, kepatuhan, kooperatif, kreatif, inovatif.
2. Pencapaian tujuan (goal attainment); pencapaian tujuan adalah pencapaian tujuan. Sebuah sistem harus mendifinisikan tujuan utamanya. Pencapain tujuan terakit dengan upaya menetapkan prioritas diantara tujuan-tujuan sistem yang ada, serta selanjutnya memobilisasi sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan negara dan masyarakat adalah terhindar dari resiko krisis baik ekonomi maupun krisis kesehatan. Tujuan ini memuncak pada tatanan masayarakat yang sehat secara ekonomi, fisik, jasmani maupun rohani.
3. Integrasi; integrasi adalah penyatuan atau fungsi perekat sosial. Sebuah sitem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Agar setiap sistem terintegrasi maka harus ada tindakan koordinasi dan pemeliharaan antara hubungan unit-unit sistem ada. Semua stakeholders harus mengatur hubungan dan relasi diantara elemen-elennya supaya berfungsi secara maksimal. Keluarga, lembaga pendidikan, pemerintah, swasta, masyarakat luas, N0n Government Organization, komunitas-komunitas sipil dan unsur lainnya harus membangun relasi dan koordinasi, sehingga kesatuan dalam memerangi musuh bersama dapat tecapai.
4. Pemeliharaan pola laten/pengelolaan tekanan; latency atau Pemeliharaan pola laten/pengelolaan tekanan (latent pattern-maintenance/ tension-management). Setiap sistem harus memelihara dan mempebaiki baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang keberlanjutan sistem. Fungsi latensi terkait dengan dua masalah yang yang bartautan, yakni pemeliharaan pola dan manjemen ketegangan. Pemeliharaan pola terkait dengan upaya bagaimana menyakinan aktor yang berada didalam sistem untuk menampilkan karakter yang tepat, baik yang berkaitan dengan motif, kebutuhan, dan perannya. Manajemen ketegangan berhubungan dengan ketegangan internal sistem dan juga ketegangan antar aktor dalam sistem. Bahwasanya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat, kita memiliki pola-pola yang merujuk pada nilai-nilai, morma dan aturan yang dianut bersama, yakni gotong royong, solidaritas, demokrasi dan nilai/norma lainnya, termasuk aturan protokol kesehatan.
Masyarakat dan negara sebagai sebuah sistem akan tetap berjalan beriringan bila semua sub sistem dan atau elemen-elemen nya mampu menajalankan fungsi-fungsinya secara efektif dan baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI