Warga Jakarta diresahkan oleh beredarnya kabar yang menyebut bahwa kebakaran di Ibukota akhir-akhir ini memang sengaja. Apalagi peristiwa itu dikaitkan dengan pmilihan gubrnur. Kubu yang bertarung, baik Foke-Nara maupun Jokowi-Ahok, keduanya saling menuduh.
Politikus PDIP, Dewi Aryani, mengakui dia sempat merilis pernyataan yang kemudian tersebar menjadi pesan berantai melalui BlackBerry messenger, SMS, dan email, yang mengaitkan sejumlah kebakaran di Jakarta dengan kantong-kantong pendukung Jokowi-Ahok.
Seperti dikutip dari tempo.co, Dewi membantah kalau pernyataannya bermaksud untuk menyudutkan salah satu kandidat. "Tidak ada pretensi untuk mengarahkan pada seseorang, di balik kebakaran ini," kata dia. Dia juga membantah kalau itu bagian dari black campaign.
Tapi, menurut Dewi, yang dia lakukan hanyalah memaparkan fakta bahwa telah terjadi sejumlah bencana kebakaran di Jakarta. "Saya tidak menyebut kebakaran itu sebagai kejahatan kemanusiaan," katanya. Pernyataan Dewi memicu polemik panas.
Dewi pun dilaporkan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta oleh Komunitas Muda Intelektual Betawi (KIMB). Pernyataan anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan itu dianggap telah menyudutkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Namun, kubu Jokowi-Ahok buru-buru cuci tangan. Ahok secara tersirat menyatakan pihaknya tidak ikut bertanggung jawab atas apa-apa yang disampaikan Dewi Aryani.
"(Saya) belum tahu pernyataan itu. Lagian dia (Dewi Aryani) tidak tercatat sebagai anggota timses kami," kata Ahok kepada Rakyat Merdeka Online .
Dia mengaku tidak melihat kaitan antara peristiwa kebakaran tersebut dengan proses pemilihan gubernur DKI Jakarta.
Entah mana yang benar. Beberapa waktu lalu, okezone menuliskan pernyataan Koordinator Pusat Relawan Jakarta Baru, Hasan Nasbi, yang menyebut 90 persen kebakaran terjadi di kantung suara Jokowi-Ahok. Kebakaran itu sangat merugikan Jokowi-Ahok karena terdapat lebih dari 100 ribu jiwa yang saat ini menjadi tunawisma.
"Informasi yang diperoleh dari masyarakat  ada orang yang ngekos hanya satu bulan atau satu minggu. Kemudian tiba-tiba api berasal dari kamar dia. Seperti di Cipinang atau Kapuk Muara itu, baru kos satu bulan. Malah ada yang nge-kos pas Lebaran," kata Nasbi dalam keterangannya, Kamis (23/8/2012).
Sebelumnya, penyanyi dangdut Rhoma Irama juga pernah dilaporkan ke Panwaslu karena dituduh melakukan ceramah agama yang bermuatan isu Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).
Dalam ceramahnya, Rhoma Irama mengajak jamaah yang tengah beribadah tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta untuk memilih pemimpin yang seagama. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa Jokowi hanya batu loncatan saja agar Ahok dapat memimpin Jakarta.
Meski akhirnya Panwaslu memutuskan Rhoma tidak salah, namun apa yang dilakukannya terlihat kurang elegan. Saya hanya berharap pihak Jokowi dan Foke berhenti menebar kebencian dan fitnah. Sebab, hal itu justru bisa membuat warga menjadi apatis terhadap pilkada itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H