Literasi adalah fondasi yang tak ternilai dalam perkembangan anak-anak kita. Kemampuan membaca, menulis, dan memahami teks bukan hanya keterampilan dasar, melainkan juga jendela ke dunia pengetahuan yang luas. Namun, dalam era digital dan terus berkembangnya teknologi, mengasah kecakapan literasi anak bukanlah tugas yang mudah.Â
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi baik oleh orang tua maupun pendidik dalam mengajarkan literasi pada anak. Tantangan tersebut adalah :Â
 1. Gangguan Teknologi
Tantangan utama saat ini adalah persaingan dengan teknologi. Anak-anak sering kali lebih tertarik dengan gadget dan permainan video daripada membaca buku. Orang tua dan pendidik perlu menjaga keseimbangan antara waktu yang dihabiskan di depan layar dan waktu untuk membaca.
2. Kesulitan Membaca
Tidak semua anak mengalami perkembangan literasi dengan mudah. Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan membaca, baik karena masalah disleksia atau faktor-faktor lainnya. Dalam hal ini, pendidik perlu memberikan dukungan khusus dan bimbingan tambahan.
3. Kurangnya Akses ke Bahan Bacaan
Tidak semua anak memiliki akses mudah ke buku-buku berkualitas. Beberapa keluarga mungkin tidak mampu membeli buku, dan sekolah-sekolah di daerah pedesaan sering kali memiliki perpustakaan yang terbatas. Inisiatif masyarakat dan pemerintah untuk menyediakan akses lebih baik ke bahan bacaan sangatlah penting.
4. Minat Beragam
Setiap anak memiliki minat yang berbeda-beda. Beberapa mungkin lebih suka fiksi, sementara yang lain lebih tertarik pada nonfiksi atau genre tertentu. Orang tua dan pendidik perlu mengidentifikasi minat anak dan menyediakan bahan bacaan yang sesuai.
Kolaborasi antara Orang Tua dan Pendidik
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, kolaborasi antara orang tua dan pendidik sangatlah penting. Berikut beberapa cara kolaborasi yang efektif dalam mengasah kecakapan literasi anak:
1. Komunikasi Terbuka
Orang tua dan pendidik perlu berkomunikasi secara terbuka. Mereka dapat saling bertukar informasi tentang perkembangan literasi anak, termasuk kesulitan yang mungkin dihadapi. Dengan begitu, mereka dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang tepat.
2. Program Literasi Bersama