Mohon tunggu...
Bintang Ardhi
Bintang Ardhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pamulang

Merupakan seseorang yang senang berjalan menelusuri berbagai daerah terpencil di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nikita Mirzani, Antara Kebebasan Berbicara dan Jerat Cancel Culture

9 Oktober 2024   23:28 Diperbarui: 10 Oktober 2024   03:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/nikitamirzanimawardi_172

Belakangan ini, nama Nikita Mirzani menjadi sorotan publik setelah sejumlah pernyataannya menuai kontroversi. Sebagai seorang artis yang dikenal karena gaya bicara blak-blakan dan sikapnya yang sering kali provokatif, tak heran jika ia sering menjadi target kritik di media sosial. 

Namun, tindakan netizen yang mengecam Nikita dalam bentuk cancel culture menimbulkan pertanyaan: Apakah ini bentuk keadilan atau justru bentuk pengekangan terhadap kebebasan berekspresi?

Nikita Mirzani dikenal sebagai sosok yang tidak takut mengungkapkan pendapatnya, sering kali tanpa filter. Namun, beberapa pernyataannya, baik di media sosial maupun di acara TV, telah menyebabkan kontroversi yang signifikan. 

Misalnya, ungkapannya yang dianggap merendahkan atau menyinggung pihak tertentu sering kali menjadi bahan perdebatan di kalangan netizen. Dalam beberapa kasus, banyak yang menyerukan untuk "membatalkan" dukungan terhadapnya, mengingat tindakan dan kata-katanya dianggap tidak pantas.

Cancel culture dalam kasus Nikita Mirzani menunjukkan bagaimana kekuatan media sosial dapat memengaruhi karier seorang publik figur. Dalam hitungan jam, tagar terkait Nikita bisa menjadi trending topic, mengundang berbagai komentar dari netizen. 

Banyak yang menganggap tindakan ini sebagai bentuk edukasi publik, namun di sisi lain, banyak juga yang berpendapat bahwa ini adalah bentuk pengekangan terhadap kebebasan berpendapat.

Dampak Cancel Culture pada Nikita Mirzani

Dampak dari cancel culture ini jelas terasa bagi Nikita Mirzani. Sejumlah endorsement yang ia miliki bisa terancam hilang, dan banyak acara yang membatalkan undangannya. 

Meskipun Nikita sering kali menanggapi kritik dengan tegas, situasi ini jelas mempengaruhi citra dan kariernya. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah satu pernyataan atau tindakan yang kontroversial seharusnya membuat seseorang kehilangan segala dukungan dan kesempatan yang dimiliki?

Di satu sisi, publik memiliki hak untuk mengkritik dan menuntut tanggung jawab dari publik figur. Namun, di sisi lain, kita juga perlu memahami bahwa setiap orang bisa melakukan kesalahan. Seharusnya, kita memberi kesempatan bagi individu untuk belajar dan tumbuh dari kesalahan tersebut.

Kewajiban Sosial Artis

Sebagai seorang artis, Nikita Mirzani memiliki pengaruh yang besar terhadap penggemarnya. Dalam hal ini, tanggung jawab sosialnya menjadi semakin penting. Setiap pernyataan yang diucapkan dapat memengaruhi pandangan publik dan membentuk opini di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi publik figur untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata dan tindakan mereka.

Namun, kita juga harus ingat bahwa cancel culture bukanlah solusi yang selalu tepat. Tindakan mengecam yang berlebihan dapat menciptakan budaya ketakutan, di mana individu merasa tertekan untuk mengungkapkan pendapat mereka. Sebagai masyarakat, kita perlu menemukan keseimbangan antara menyuarakan kritik dan memberikan ruang untuk dialog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun