Mohon tunggu...
bintang Budiman
bintang Budiman Mohon Tunggu... karyawan swasta -

ramah dan bersahaja..........

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melihat Matahari Terbenam di Danau Maninjau

26 Oktober 2009   05:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:32 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Menggugah Pariwisata Sumatera Barat)

Danau Maninjau, danau yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Salah satu ikon tujuan wisata propinsi Sumatera Barat yang relatif menarik untuk dikunjungi. Tidak ada salahnya kan berpromosi..?

Bila kita kebetulan sedang berwisata di kota Padang Pariaman dan hendak menuju kotaBukittinggi, ambillah jalur yang menuju Kabupaten Agam. Memang jalur yang hendak ditempuh, kondisi jalannya tidak begitu ramai, bila dibandingkan dari arah Padang Pariaman langsung menuju kota Bukittingi, namun kondisi jalannya cukup baik dan indah untuk dilihat.

Menyusuri Sungai Limau, Sungai Geringging, Tiku dan Manggopoh. Nama Manggopoh diambil dari nama seorang pejuang Siti Manggopoh yang monumennya diabadikan di pertigaan Manggopoh, setelah itu ambillah arah kota Lubukbasung langsung menuju Danau Maninjau

Sesungguhnya Danau Maninjau cukup indah, alami, sepanjang jalan hanya terhampar hijaunya bukit2 pepohonan yang pastinya tidak ada di kota kota besar, disertai kabut putih yang menjadikan udara sejuk, gemericik air, hanya saja sayang tampaknya kurang ditangani dengan baik sehingga tidak banyak wisatawan yang berkunjung, mungkin juga kurang promosi dan kurangnya fasilitas yang menunjang.

Bila ingin sensasi yang lebih, cobalah menambah perjalanan ke arah kelok 44 (Kelok Ampek Ampek). Sesuai dengan namanya Kelok 44 memang terdiri dari 44 tanjakan yang berkelok, terkadang hanyalah tanjakan berkelok biasa, namun kadang tanjakan berkelok berbentuk huruf U atau S, sehingga keahlian mengemudi menjadi syarat mutlak untuk dapat melalui jalan ini. Banyak tanjakan berkelok yang menantang, di setiap ujung kelokan terdapat plang tanda kelokan 1 hingga kelokan ke 44. Pada kelokan ke 5,6,7 terdapat sekumpulan kera di pinggir jalan yang menunggu makanan dilemparkan oleh pengunjung yang lewat, berupa kacang, roti ataupun kue-kue ringan, demikian pula pada beberapa kelokan berikutnya. Semakin banyak kelokan kita lalui semakin tinggi puncak bukit yang telah kita naiki, semakin indah juga tampilan Danau Maninjau. Hingga kelok ke 21, 22, 23 Danau Maninjau sudah terhampar dengan jelas di depan mata, terlebih pada kelok ini terdapat beberapa rest area dan beberapa kedai/ warung makanan kecil. Di sini kita sudah dapat memotret Danau Maninjau dari berbagai sudut.

Bila kita ingin tampilan Danau Maninjau yang semakin menantang, cobalah selesaikan hingga kelokan ke 44, di ujung kelokan 44 ada beberapa warung yang memang menyediakan tempat untuk pengambilan gambar Danau Maninjau dari atas puncak bukit. Tunggulah hingga matahari menjelang terbenam, Anda akan dapati perpaduan warna merah kuningnya matahari, putihnya langit, hijaunya pepohonan dan birunya air danau Maninjau.

Untuk menjadi tambahan referensi bagi Anda, beberapa kilometer dari kelok 44 tersebut ada sebuah tempat yang dinamakan Puncak Lawang, sebuah tempat yang dianggap surganya para penggemar olahraga Paralayang nasional maupun internasional.

Sungguh suatu pengalaman yang akan berkesanbagi Anda dan bila Anda hendak bermalam, kota Bukittinggi sudah dekat dari kelok 44.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun