Rasanya baru kali ini saya benar-benar suka, setuju dan mendukung sebuah tayangan televisi yang bertajuk ajang pencarian bakat. Yang secara terselubung telah membangun sosok-sosok idola baru untuk dipuja masyarakat.
Acara #HafidzIndonesia...
Niat saya semula agar Ramadhan tahun ini menghindari TV, karena melihat iklan-iklan program tayangan yang ditawarkan ya itu-itu saja. Sinetron yang dibungkus suasana religi tapi membosankan, banyak yang seting pesantren tapi kadang adegannya nggak sesuai dengan fakta di pesantren, waktu tayang prime time (bertepatan dengan tarawih), iringan menemani sahur dan berbuka juga kebanyakan komedi dan pagelaran musik yang enggak banget. Kemudian karena disms seorang teman yang menginfokan tentang acara #HafidzIndonesia itu, saya jadi berubah fikiran. Mengecualikan untuk tayangan audisi penghafal qur'an cilik itu.
Subhanallah, setelah benar-benar melihat anak-anak kecil itu melafadzkan alQur'an dengan tajwid dan tartil yang indah sekali. Sesak rasanya dada ini. Haru campur aduk antara rasa kagum, malu, kepengen dan lain-lain.
Kagum karena mereka begitu keciiil namun sudah hafal---tentu saja siapa yang tidak kagum coba, hebat dan telaten banget bunda-bunda mereka sehingga bisa membentuk anak-anak yang sedemikian.
Malu karena... ohohoho.. juz 'amma saya pernah hafal namun sekarang surat-surat yang panjang banyak yang hilang  dari ingatan karena jarang diupdate hafalannya Hiks hiks.
Kepengen... tentu saja kepengen juga lah punya anak-anak seperti mereka. Mengingat betapa susahnya mengkondisikan 'ngajak ngaji dan mengajari ngaji' anak-anak itu menarik bagi mereka.
MasyaAllah... sungguh acara menyisakan jejak motivasi di hati saya sebagai manusia dewasa untuk memperbaiki lagi hafalan-hafalan yang melayang dari ingatan. Untuk lebih mencintai AlQur'an dan juga lebih telaten lagi mengajak anak-anak turut mencintai alQur'an. Dan Kabar baiknya adalah.. alhamdulillah anak-anak saya juga turut termotivasi melihat acara itu, Fahri (sulung saya yang berumur 8tahun) jadi lumayan kerasan saat diajak ngaji, suka melagukan tartil-tartil yang biasa dia dengar dari Alfin Firmansyah salah satu anak hebat yang menjadi Qari penyambung ayat bagi peserta #HafidzIndonesia. Â Kemudian zahra (anak kedua saya berumur 4tahun) yang meski masih balajar huruf hijaiyyah melalui metode Iqra' jilid pertama, dia jadi mau dan suka diajak menghafal surat-surat pendek sambil bermain.
Harapan saya semoga jejak motivasi ini tetap awet dan melekat pada hati kami tak hanya saat Ramadhan saja. Semoga usai idul Fitri hingga seluruh waktu kedepan tetap bisa mengistiqomahkan menauladani para pecinta alqur'an. Sesungguhnya anak-anak kecil itu membutuhkan sosok idola yang layak untuk ditiru, dan saya lebih lega dan tak khawatir jika idola mereka adalah para hafidz cilik, karena dengan harapan kami sebagai orang tua yang ingin punya anak hafidz-hafdzoh.
Oh ya, meskipun acara ini tergolong mirip dengan ajang pencarian bakat seperti Xfactor, namun sebagai penonton yang ingin menunjukkan rasa cintanya lebih mudah dan tak menuntut biaya. Karena tak ada permintaan poling sms agar jagonya bisa terus tampil. Cukup tonton saja, dengar dan ambil motivasinya. Murah bukan?!
Ada yang murah dan nyata manfaatnya untuk akhirat, namun tetap saja yang bisa bombastis adalah yang mahal dan duniawi. Yup pilihan memang tetap kepada penonton. Dan saya adalah salah satu penonton yang sudah memilih...