Mohon tunggu...
Binsar HakimAritonang
Binsar HakimAritonang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Taruna Program Studi D-IV Meteorologi di Sekolah tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyelidiki Fenomena Urban Heat Island (UHI) di Wilayah Jabodetabek

11 Juli 2023   12:31 Diperbarui: 11 Juli 2023   12:33 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada triwulan ke-2 tahun 2023 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat wilayah kecamatan Ciputat menjadi wilayah terpanas di Indonesia dengan suhu mekasimun panas yang mencapai 37,2 derajat celcius, tepatnya pada 17 April 2023. BMKG juga menyebutkan bahwa penyebab wilayah Ciputat mencapai angka ini diakibatkan dinamika atmosfer yang tidak biasa di wilayah Asia Selatan serta gelombang panas (heatwave) yang melanda Indonesia.

Namun, di periode sebelum atau setelahnya wilayah Ciputat bahkan di seluruh wilayah Jabodetabek seringkali kita merasakan panas meskipun di musim penghujan. Penyebabnya bukan dari pergerakan iklim Indonesia, namun akibat manusia itu sendiri. Mengapa begitu? Lantas kita perlu mengetahui fenomena UHI atau Urban Heat Island yang penyebab utama akibat urbanisasi dan kemajuan infrastruktur di suatu wilayah.

Apa yang dimaksud dengan fenomena Urban Heat Island?

Urban Heat island atau biasa disingkat dengan UHI pada dasarnya adalah suatu kondisi dimana suhu di suatu wilayah terutama daerah perkotaan memiliki temperatur yang lebih tinggi dibanding wilayah disekitarnya. Fenomena ini biasanya terjadi di daerah perkotaan pesat dimana Infrakstruktur yang berkembang, urbanisasi merajalela, serta daerah vegetasi yang minim di daerah perkotaan, menyebabkan suhu panas yang sering dirasakan masyarakat ketika sedang melakukan aktivitas di tengah kota.

Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya suhu di kawasan perkotaan padat di banding daerah penyangga di sekitarnya. Selain menyebabkan gelombang panas yang tinggi, Urban Heat Island juga menimbulkan pengaruh negatif terutama bagi masyarakat diantaranya penurunan kualitas produktivitas masyarakat akibat suhu yang mengganggu, kematian pada masyarakat akibat gelombang panas yang terjadi, kualitas cadangan air bersih di perkotaan juga akan terganggu akibat dari fenomena tersebut. Tidak hanya itu pengaruh dari UHI akan berdampak juga pada efek pemanasan global, dimana akan mempercepat pembentukan kabut berbahaya yaitu nitrous oxides (NOx) pada musim kemarau yang bereaksi dengan lapisan ozon di atmosfer bumi.

Daerah Jabodetabek menjadi wilayah dengan rawannya fenomena UHI ini terjadi, atau bisa dikatakan di daerah yang menjadi pusat kegiatan perekonomian sudah menjadi wilayah yang terkena Urban Heat Island. Bahkan kota Bogor yang seringkali disebut sebagai kota hujan dan istilah lain yaitu ”Bogor never dry” juga mengalami fenomena Urban Heat Island. Kepadatan daerah Jabodetabek dibanding dengan daerah sekitarnya menjadi penyebab utama dari terjadinya fenomena ini, tidak bisa dipungkiri akibat dari padatnya penduduk menuntut pemerintah sendiri untuk meningkatkan kualitas perekonomian dengan membangun banyak sarana dan prasarana mendukung sebagai penunjang utama kegiatan masyarakat. Hal ini mau tidak mau sebagian wilayah hijau harus di alokasikan menjadi wadah bagi perekonomian tersebut sehingga dalam kurun waktu yang cepat wilayah tersebut menjadi padat serta sebagai pusat perekonomian masyarakat nya.

Apa penyebab wilayah Jabodetabek mengalami fenomen UHI?

Seperti yang kita ketahui lajunya arus urbanisasi di daerah Jabodetabek menjadi cikal bakal penyebab utama dari fenomena ini terjadi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah dari masrakat DKI jakarta sendiri mencapai 10,64 juta jiwa pada tahun 2022. Kita bisa menilai bagaimana dengan wilayah Jakarta yang tidak seluas provinsi lain menampung banyaknya masyarakat, tidak hanya orang-orang dari pulau jawa saja, banyak perantauan dari pulau-pulau besar di Indonesia datang ke Jabodetabek untuk mencari lapangan pekerjaan demi menunjang hidup dan perenomian mereka. Kerasnya angka Urbanisasi ini menjadi akar dari  banyaknya faktor penyebab dari Urban Heat Island (UHI) tersebut. Penyebab berikutnya yaitu pengalihan fungsi lahan terbuka hijau untuk membangun gedung-gedung perkantoran sehingga menurunkan fungsi lahan untuk menyerap air hujan oleh tumbuhan, permukaan perkotaan yang sebagian besar adalah permukaaan aspal atau beton dimana akan menyerap cahaya dari matahari kemudian akan dilepas menjadi energi panas dan meningkatkan suhu didaerah perkotaan, pengeluaran emisi gas karbon oleh kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di daerah perkotaan juga menjadi bagian dari penyebab adanya fenomena Urban Heat Island tersebut. Sebenarnya sudah diketahui pasti bahwa penyebab terjadinya fenomena ini berasal dari aktivitas manusia sendiri, perkotaan yang maju dan berkembang memiliki kelebihan serta kekurangannya sendiri oleh karena itu perlu adanya tindak preventif penanganan fenomena Urban Heat Island (UHI) ini.

Adakah solusi atau pengurangan fenomena ini didaerah Jabodetabek?

Dalam upaya penanganan fenomena Urban Heat Island (UHI) tidak bisa semata-mata seratus persen pulih, karena kota metropolitan yang telah dibangun sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menunjang hidup mereka baik dalam bidang ekonomi, industri, atau perdagangan. Hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan me-reduce dampak dari fenomena ini yakni diantaranya membangun daerah vegetasi yang terstruktur di setiap titik di daerah perkotaan hal ini sebagai bentuk pengurangan suhu panas dari matahari ke daerah kota. Berikutnya dengan menerapkan sistem smart city, yaitu mengurangi penggunaan kendaraaan pribadi yang menimbulkan emisi gas karbon dan dapat digantikan dengan kendaraan umum atau juga kendaraan yang menggunakan energi listrik. Memang solusi ini sangat susah, namun tidak salahnya jika dimulai di semua daerah padat penduduk tidak hanya di daerah ibukota saja. Solusi selanjutnya yaitu masyarakat di daerah UHI harus memakai perlengkapan dan peralatan hemat energi, hal ini dalam rangka mengurangi pasokan pemakaian listrik sehingga tidak memperburuk efek gelombang panas di daerah metropolitan padat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun