Entah ini masuk ke puisi atau condong ke lirik lagu ...
Ada kalanya meski tak dipinta
Saat diperjalanan menggapai asa
Kita memasuki rimba belantara
Penuh dengan hewan buas dan melata
Tebing-tebing tinggi menghiasinya
Layaknya tangga-tangga menuju surga
Inginlah kita berada dipuncaknya
'Tuk bisa melihat suasana dengan lega
Ngarai dalam  ... sebagai pasangannya
Gemericik air terdengar darinya
Mengundang mereka yang tak lagi berdaya
Beristirahat sesaat atau selamanya
Kabut pun tak lupa menyelimutinya
Sehingga mata tak lagi beraji daya
Lubang, batu, semak berduri mengada
Seakan menjadi teman diri selamanya
Kau dan aku ada disana
Penuh luka, raga dan rasa
Berbagi air dan cerita
penghilang dahaga, penambah asa
Perjalanan pun berlanjut jua
Meski tak 'nampak dan bersua
Ketika gundah terasa melanda
Kumandangkanlah gita atau hanya suara
..
Dan kabut pun tak lagi berdaya
Bergaung di tebing hingga puncaknya
Ngarai nan dalam pun mendukungnya
Walau .. jawabnya mungkin hanya gema
Tapi aku kan mendengarnya
Sekalipun butuh waktu lama
Untuk bisa tiba disana
Walau mendapati itu hanyalah gema ...
Malang, 29 Februari 2020
Peeeace 4 all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H