Kembali kepada masalah rumusan ...
Ketika kita ingin mendapatkan nilai 0 pada ruas kanan, bisa saja ... secara teori ... kita dapat menghadirkan negasi dari "z" pada ruas yang sama dengan faktor "x" dan "y".
Secara rumusan dituliskan "x + y + (-)z = 0".
Disana ada jebakan ...
Bahwa itu bisa membuat orang berpikir bahwa negasi dari "z" itu perlu dihadirkan dengan membuat adanya suatu keadaan, dimana keadaan itu baru bisa dihadirkan bila ada orang yang mau/mempelopori menciptakan keberadaan tersebut. Â Dimana kalau dibawa pada ranah politik, itu berkaitan dengan hadirnya seorang sosok "ratu adil".
Dibilang merupakan jebakan, karena pada situasi seperti itu, akan mudah sekali timbulnya konflik/sengketa, disebabkan masing-masing pihak akan saling 'ngeyel mempertahankan kepentingan dirinya masing-masing. Bahkan dalam kondisi seperti itu, masalah moral dan sosial budaya yang semula menjadi faktor yang ingin mendapat perhatian menjadi tersingkir. Yang ada hanyalah nafsu untuk berkuasa. Tetapi bila kita lihat dari rumusan yang ada, itu tidaklah akan bisa terjadi (secara teoritis). Disebabkan karena mereka (kedua belah pihak) itu, menjadi "sebuah sisi dari keping uang yang sama".
...
Namun apakah rumusan yang dituliskan itu salah ?
Tidakkah itu merupakan suatu kebenaran ?
Sekalipun bila itu ditulis dengan abjad yang berbeda, atau tanda-tanda matematis yang berbeda (ala tulisan seorang alien mungkin). Namun bila pemaknaannya sama, tidakkah itu akan merupakan kebenaran juga ?Â
Lalu mengapa bila itu merupakan suatu kebenaran, kok bisa-bisanya kita kemudian mendapati suatu keadaan ... dimana masalah yang ada malah semakin tidak karu-karuan (chaos) ?Â