Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Moral?

16 Oktober 2018   16:30 Diperbarui: 16 Oktober 2018   17:51 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali kepada masalah rumusan ...

Ketika kita ingin mendapatkan nilai 0 pada ruas kanan, bisa saja ... secara teori ... kita dapat menghadirkan negasi dari "z" pada ruas yang sama dengan faktor "x" dan "y".

Secara rumusan dituliskan "x + y + (-)z = 0".

Disana ada jebakan ...

Bahwa itu bisa membuat orang berpikir bahwa negasi dari "z" itu perlu dihadirkan dengan membuat adanya suatu keadaan, dimana keadaan itu baru bisa dihadirkan bila ada orang yang mau/mempelopori menciptakan keberadaan tersebut.  Dimana kalau dibawa pada ranah politik, itu berkaitan dengan hadirnya seorang sosok "ratu adil".

Dibilang merupakan jebakan, karena pada situasi seperti itu, akan mudah sekali timbulnya konflik/sengketa, disebabkan masing-masing pihak akan saling 'ngeyel mempertahankan kepentingan dirinya masing-masing. Bahkan dalam kondisi seperti itu, masalah moral dan sosial budaya yang semula menjadi faktor yang ingin mendapat perhatian menjadi tersingkir. Yang ada hanyalah nafsu untuk berkuasa. Tetapi bila kita lihat dari rumusan yang ada, itu tidaklah akan bisa terjadi (secara teoritis). Disebabkan karena mereka (kedua belah pihak) itu, menjadi "sebuah sisi dari keping uang yang sama".

...

Namun apakah rumusan yang dituliskan itu salah ?

Tidakkah itu merupakan suatu kebenaran ?

Sekalipun bila itu ditulis dengan abjad yang berbeda, atau tanda-tanda matematis yang berbeda (ala tulisan seorang alien mungkin). Namun bila pemaknaannya sama, tidakkah itu akan merupakan kebenaran juga ? 

Lalu mengapa bila itu merupakan suatu kebenaran, kok bisa-bisanya kita kemudian mendapati suatu keadaan ... dimana masalah yang ada malah semakin tidak karu-karuan (chaos) ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun