Nasib oh nasib. Si barang pajangan ... si barang dagangan. :(
Bisa mengada suatu skenario, bahwa ada sekelompok manusia yang berpapasan dengan para iblis ... saat menempuh suatu perjalanan. Pada skenario itu para iblisnya terlihat sangat sangar, buas, sadis, mengerikan.Â
Kalau tidak percaya tuh lihat di cermin. :DÂ
Timbul pertanyaan, nggak ?Â
Mengapa dalam cerita klasik, bila seseorang bertanya kepada cermin ajaib ... yang ditanyakan adalah siapa yang tercantik/terkeren sedunia ? Mengapa bukan yang terburuk ? :)
Saking sangarnya, maka sekelompok manusia itupun menjadi sangat ketakutan. Sehingga ketika para iblis itu memberi opsi kepada sekelompok manusia itu untuk memilih apakah mereka akan menjadi pengikut atau pengisi perut, para manusia itu memilih ... untuk berakting ... menjadi pengikut iblis beserta balanya itu.
Kemudian bala iblis beserta para pengikut barunya itu pun melanjutkan perjalanan, mencari ... manusia-manusia lainnya. Dimana ada kalanya dalam perjalanan itu ... dimana mereka menjumpai tipe manusia yang lebih senang untuk menjadi pengisi perut dari bala iblis dan pengikutnya itu. Â Dan adakalanya juga mereka bertemu dengan sesama peraga akting, hingga bertambahlah jumlah armada yang ada.Â
Waktu pun berlalu. Akting yang ditunjukkan tidaklah lagi akting semata. Topeng yang dikenakan tidaklah lagi membawa makna yang sebenarnya.
 Pun ketika itu dilepaskan, pada wajah asli mereka telah terbentuk lekuk-lekuk yang serupa seperti yang ada pada topeng itu. Hingga mereka memilih untuk tetap mengenakan topeng mereka, dan berharap dalam hati bahwa wajah asli mereka tetaplah berada dalam keadaan semula seperti sediakala.Â
Harapan yang mendapat tertawaan dalam hati si iblis kepala, yang kemudian memutuskan untuk mengijinkan para pengikutnya itu untuk berpisah dari bala utama ... melanjutkan perjalanan pada rute lainnya.
Dan berjalanlah kelompok manusia itu meneruskan perjalanan pada rute yang pernah mereka angankan. Dimana dalam perjalanan itu  tidak jarang mereka kemudian bertemu dengan manusia-manusia lainnya, yang memutuskan untuk bergabung dalam perjalanan mereka, sebagai bala atau pengisi perut semata.Â