Mohon tunggu...
Bingah Presta Aqillah
Bingah Presta Aqillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Bingah Presta Aqillah salah satu mahasiswi di IPB University jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen

Selanjutnya

Tutup

Financial

Manajemen Keuangan dan Kesejahteraan Keluarga Sandwich

23 April 2024   19:30 Diperbarui: 24 April 2024   11:05 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok 7 - Dian Permatahatinta, Novianty Purnama, Sammie Zahra Aprilianti, Nurhamidah Ray, Bingah Presta Aqillah

Dosen Pengampu : Dr.Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA dan Dr. Irni Rahmayani Johan

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB

Apa itu generasi sandwich? Istilah tersebut merujuk pada orang dewasa yang memiliki tanggung jawab ganda merawat orang tua dan anak-anak atau mengharuskan menanggung hidup beberapa generasi. Keluarga dengan generasi sandwich cukup banyak di Indonesia. Sekitar 7 dari 10 orang di Indonesia merupakan generasi sandwich. Menjadi bagian generasi sandwich memiliki berbagai tantangan yang perlu dihadapi terkhusus permasalahan keuangan. Keluarga dengan generasi sandwich relatif memiliki orang tua dengan usia lansia yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya serta memiliki banyak tanggungan seperti biaya pendidikan anak, kesehatan, dan lainnya. Sedangkan, terdapat anak-anak yang harus dipenuhi juga kebutuhannya. Fenomena keluarga sandwich bukan hanya permasalahan individual, tetapi juga berdampak pada sosial dan ekonomi seperti perubahan struktur sosial serta pengaruhnya pada pasar tenaga kerja. Literasi keuangan yang buruk menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kondisi generasi sandwich. Selain itu, buruknya pengaturan dan pengelolaan keuangan menjadikan kondisi keuangan keluarga semakin tidak baik. Pada konteks ini, manajemen keuangan menjadi krusial. Manajemen keuangan menjadi kunci untuk mencegah atau menghadapi fenomena keluarga sandwich. Manajemen keuangan akan mengatur alokasi sumberdaya keuangan yang ada dan perencanaannya dengan baik. 

Sebagai upaya pemahaman lebih dalam mengenai keterkaitan antara manajemen keluarga dan keluarga sandwich dilakukanlah penelitian dengan beberapa responden mengenai keluarga sandwich. Rata-rata responden sebagai keluarga sandwich adalah berusia 30,6 tahun. Berdasarkan responden yang ada, pendidikan terakhir generasi sandwich dalam keluarga adalah SMA/SMK sekitar 60%. Rentang penghasilan pada setiap keluarga sandwich juga berbeda, terdapat sekitar 40% responden memperoleh penghasilan sebesar Rp.501.000,09 hingga Rp.2.000.000,00 dan Rp. 2.001.000,00 hingga Rp.5.000.000,00.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa permasalahan pada keluarga sandwich yang seringkali muncul. Beberapa keluarga sandwich berpendapat bahwa mereka memiliki perasaan stres yang sering muncul berkaitan dengan keuangan keluarga. Mereka juga merasa adanya ketidakpastian dalam kemampuan mengelola keuangan keluarga dengan efektif. Permasalah lain yang kerap kali muncul dalam keluarga sandwich adalah perdebatan keluarga yang seringkali terjadi dalam keluarga terlebih mengenai permasalahan keuangan. Maka dari itu, responden juga mengakui bahwa perencanaan keuangan melalui manajemen keuangan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Data hasil analisis menunjukkan bahwa, keluarga sandwich berada pada masa-masa produktif dalam kehidupannya, yaitu pada rentang usia 20 tahun sampai 30 tahun. Pada rentang usia tersebut banyak yang telah menyelesaikan pendidikan dan mulai memasuki dunia kerja atau merintis usaha. Beberapa lainnya menikah atau memulai perjalanan membangun keluarga. Pada tahap ini, terdapat banyak tantangan yang lebih serius, tanggung jawab yang lebih besar, serta tekanan hidup semakin meningkat.

Tekanan ekonomi dalam konteks objektif diukur dengan berbagai indikator, termasuk tingkat kemiskinan, status pekerjaan suami, perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran, serta rasio antara aset dan utang keluarga. Mengelola keuangan keluarga merupakan hal penting, karena manajemen keuangan keluarga menjadi salah satu cara mencapai keluarga yang sejahtera. Tercukupi secara material dan spiritual, sehingga anggota keluarga dapat mengembangkan potensi sesuai bakat dan kemampuannya. Para orangtua yang tidak mampu dan tidak memiliki rencana hari tua berpotensi akan bergantung pada anaknya pada saat memasuki masa pensiun. Perencanaan masa pensiun dibuat untuk memudahkan kehidupan pada saat memasuki usia pensiun dan tidak lagi memiliki pendapatan.

Kesejahteraan finansial yang lebih baik dapat dicapai melalui peningkatan literasi keuangan dan keterampilan pengelolaan keuangan, bagi individu atau pelaku usaha. Pemahaman yang lebih baik tentang keuangan dan kemampuan dalam mengelolanya dapat membantu mengurangi beban stres finansial. Perencanaan keuangan penting dilakukan, tujuannya menjaga stabilitas dan kesejahteraan keluarga. Peningkatan pemahaman literasi keuangan akan menumbuhkan kesadaran bahwa, dengan merancang anggaran yang bijak, mengelola utang dengan hati-hati, dan berinvestasi secara cerdas akan menciptakan dasar keuangan yang kuat untuk masa depan keluarga. Perilaku pengelolaan keuangan melibatkan pengaturan pendapatan dan pengeluaran dengan teliti, sehingga pendapatan yang diperoleh dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan tetap memberikan surplus dana untuk tujuan jangka panjang. Kepala keluarga penting untuk berdiskusi bersama anggota keluarga dalam masalah pengelolaan dan perencanaan finansial keluarga. Perlu diterapkan prinsip pengelolaan pendapatan dan pengeluaran keluarga yang disepakati dengan bijak.

Kesejahteraan finansial dapat diwujudkan melalui kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan finansial, menetapkan tujuan keuangan, dan mengelola alokasi pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari serta akumulasi aset. Pada perspektif teori Duvall, generasi sandwich melewati berbagai tahapan siklus kehidupan keluarga. Dimulai pada tahap pasangan muda hingga pasangan lansia. Tiap tahapan mengalami permasalahan yang unik dalam manajemen keuangan. Rencana keuangan jangka panjang dan literasi keuangan yang baik menjadi hal utama yang memandu melewati setiap tahap kehidupan. Perubahan terjadi karena adanya dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk mencapai kesejahteraan. Generasi sandwich dapat merasakan perubahan dalam dinamika keluarga dan mengalami keseimbangan antara memberikan dukungan dan memungkinkan anak-anak untuk memutuskan rantai generasi sandwich.

Jika keluarga ingin merencanakan apa yang akan mereka lakukan di masa depan, maka harus mempertimbangkan keuangan mereka dalam jangka panjang. Keluarga dapat mengalami tekanan keuangan yang signifikan di kemudian hari jika keuangan tidak dikelola dengan baik. Contohnya, mereka dapat terjebak dalam keadaan yang disebut sebagai keluarga sandwich. Studi menunjukkan bahwa usia dua puluh hingga tiga puluh tahun adalah periode penting di mana anggota keluarga rentan mengalami tekanan keuangan karena anggota keluarga muda yang sudah mulai bekerja seringkali harus mengambil tanggung jawab keuangan. Pada saat yang sama, orang tua mereka memasuki masa pensiun dan tidak lagi dapat menghasilkan pendapatan secara aktif. Orang tua biasanya sudah memasuki masa pensiun dan tidak dapat lagi bekerja, sehingga tanggung jawab keuangan diberikan kepada anak-anak mereka yang baru mulai bekerja. Tekanan keuangan seringkali menyebabkan stres yang besar dalam situasi seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun