Mohon tunggu...
Lisa Kurnia
Lisa Kurnia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Senja Bersama Buaya, Siapa Takut?

16 Juli 2016   12:04 Diperbarui: 16 Juli 2016   12:14 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto di depan salah satu wahaha (koleksi pribadi)

Siapa yang tidak tahu buaya? Siapa yang tidak tahu predator yang mempunyai gigi tajam dan mengerikan ini? Yaaa.. semua orang pasti tahu tentang hewan yang satu ini. Buaya adalah reptile atau predator yang hidup di daerah rawa atau dekat dengan tepi sungai. Banyak sekali species dari hewan ini yang ditemukan di beberapa daerah atau di beberapa belahan dunia. Kemarin sore, merupakan perjalanan yang sangat mengesankan untuk kami ber5 dengan para sahabat. Kami bisa melihat langsung hewan yang yang satu ini dengan berbagai macamnya dan bisa memegang langsung hewan tersebut di Predator Fun Park. Sayang sekali, karena kami takut dengan buaya akhirnya kami memilih tidak memegangnya.

foto di depan pintu masuk (koleksi pribadi)
foto di depan pintu masuk (koleksi pribadi)
Predator Fun Park adalah wisata Edukasi yang memadu padankan tentang predator dan tempat hiburan yang mengasyikkan yang bisa dikunjungi ketika pergi berlibur ke Kota Apel. Kota Apel adalah julukan dari sebuah kota kecil yaitu kota Batu. Kota batu ini memang mempunyai banyak tempat wisata yang salah satunya Predator Fun Park ini yang terletak tepat dijalan Raya Tlekung 315, Junrejo Kota Batu. Track jalan untuk menuju tempat ini mulus dan banyak. Harga tiketnya cukup terjangkau dengan harga 50.000/orang di weekend dan Rp.30.000 di hari biasa. Pasti, semuanya berfikir pasti di dalam wisata ini di dalamnya banyak terdapat predator buas seperti buaya. Yaa.. memang benar. Pertama kami masuk ke Predator Fun Park ini kami di berikan suguhan species buaya yang dikemas dengan apik di dalam sebuah galeri buaya yang mana buaya – buaya tersebut diawetkan. Di dalam galeri ini, juga dijelaskan pemanfaatan buaya ketika sudah mati, salah satu contohnya menjadikan kulitnya sebagai sebuah dompet atau ikat pinggang. Setelah sempat membaca cerita atau penjelasan dan melihat peredator yang satu ini di dalam galeri, kemudian kami keluar dan bisa melihat berbagai buaya yang asli dan tidak diawetkan. Seperti sebuah penangkaran buaya yang memang dikelola di tempat ini. Banyak sekali spot yang bagus untuk sekedar berfoto atau selfie di tempat ini. Setelah berjalan cukup lama, kami melewati area predator ular yang mempunyai tubuh panjang dan besar contohnya ular sanca. Di area ini, ditawarkan untuk berfoto dengan ular-ular tersebut. Dan lagi-lagi kami tidak mengambil kesempatan tersebut karena alasan yang sama.

foto didepan penangkaran buaya (koleksi pribadi)
foto didepan penangkaran buaya (koleksi pribadi)
Kami melanjutkan perjalanan. Di dalam perjalanan itu kami juga menyempatkan untuk berfoto-foto ria. Di Predator Fun Park ini bukan hanya predator saja yang disuguhkan, tetapi juga ada wahana permainan yang bisa dicoba, yaitu kereta buaya family fun house, taman sesat, outbound untuk anak-anak dan kolam renang yang disediakan juga guru renang gratis bagi pengunjung yang ingin berenang. Kami mencoba wahana kereta buaya untuk pertama kalinya. Rute kereta ini mengelilingi tempat eduwisata ini selama kurag lebih 10 menit. Di wahana ini kami banyak menghabiskan waktu karena untuk menikmati wahana kami harus antri terlebih dahulu. Dan keretanya pun hanya lima gerbong. Cukup membosankan ketika antri kereta seperti ini dengan keadaan panas terik dan berdiri tetapi, karena rasa kekeluargaan yang kami nikmati, membuat waktu satu jam menunggu pun tidak terasa dan terlewati. Akhirnya, kereta yang ditunggu pun datang. “kalau jalannya kereta lambat seperti ini, mending aku jalan saja. Toh seandainya aku lari juga, keretanya pun tetap akan tertinggal, hehe” ujar Uswah salah satu teman kami yang juga ikut merasakan wahana ini.

Setelah 10 menit berlalu, kami melanjutkan perjalanan dan kami masuk ke dalam sebuah arena bermain gratis untuk anak kecil, seperti trampoline, outbound dan area bermain basket diatas trampoline. Setelah melihat-lihat, keluarlah kami dari area tersebut dan kami mencoba wahana family fun house. Wahana ini adalah seperti suatu playground yang bisa dinikmati untuk yang mempunyai tinggi min. 120 cm. yang paling kami sukai di wahana ini adalah, ketika kami mencoba seluncuran dari atas. Rasanya asyik, menegangkan, tertawa bersama. Pokonya campur aduk.

foto di depan salah satu wahaha (koleksi pribadi)
foto di depan salah satu wahaha (koleksi pribadi)
Setelah selesai dengan wahana tersebut, kami mencoba taman sesat. Menurut kami, wahana ini memakan energy yang banyak dan membuat kami merasa sangat lelah karena kami berjalan melalui berbagai rintangan tembok yang harus dilewati. Saat mencari jalan, kami sempat menemukan jalan buntu tetapi, itu merupakan sebuah tantangan bagi kami untuk bisa memecahkannya.

Dua jam lebih berlalu, berjalan-jalan dan menikmati wahana di predator Fun Park ini, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Sore ini mengajarkan meskipun buaya bisa dimanfaatkan tetapi kita sebagai manusia harus bisa menjaga dan melestarikannya agar kelak anak cucu kita bisa menikmati indahnya ciptaan Yang Maha Kuasa karena sejatinya semua makhluk hidup harus hidup berdampingan dan tidak saling menjatuhkan.

Lisa, 16 Juli 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun