Mohon tunggu...
Bindi Pranaja
Bindi Pranaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Manusia biasa yang terlahir dengan membawa harap untuk dapat menjadi manusia yang banyak menebarkan kebermanfaatan untuk manusia lainnya di seluruh Alam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Budi Belajar Berhutang

20 Februari 2024   11:15 Diperbarui: 20 Februari 2024   11:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Bindi pranaja s


Mainan  pistol-pistol  itu melintas  kembali  dalam benak Budi. Menggoda
pikirannya  dan  mendorongnya  untuk  segera  memiliki  benda  tersebut.
Sayang,  aku  tidak  memiliki  uang  yang  cukup  untuk  membelinya.  Batinnya
mengeluh.


“Aku punya uang banyak.” cetus Bayu tiba-tiba.
Budi  memandang  Bayu,  kawan  sebangkunya.  Digerakkannya
mata ke arah tempat pensil Bayu.
“Lihat,  banyak,  bukan?”  ujar  Bayu  sambil  membilang  uang  di
tempat pensilnya.
Banyak memang.
Belum pernah Budi melihat Bayu membawa uang
sebanyak itu.


Ah,  kalau  aku  memiliki  sebanyak  itu,  tentu  bisa  kugunakan  untuk
membeli  pistol-pistolan  yang  dipajang  di  toko  Siong.  Lagi-  lagi  Budi
membatin.


“Paman memberiku kemarin. Banyak ya?” nada suara Bayu pamer.
Budi diam saja. Ditelannya ludah.
“Aku  bingung.  Akan  kupakai  untuk  apa  uang  sebanyak  ini,”  gumam
Bayu.
Hh,  Bayu  bingung menggunakan uang yang dimilikinya? Sedangkan
aku? Kata Budi dalam hati.

Aku justru bingung bagaimana mendapatkan uang yang cukup untuk
bisa membeli mainan pistol-pistolan yang dijual di toko Siong.
Bagaimana  ya kalau uang Bayu kupinjam dulu?.

“Kok dari tadi diam saja.” Bayu menegur Budi.
“Aku. aku juga sedang bingung. Yu.” Ucap budi.

“Heh, apakah kau juga mempunyai uang banyak seperti aku?  
  dan merasa bingung untuk gunakannya?” tanya Bayu memburu.

“Aku  justru  sebaliknya.”  Budi  berkata  tanpa  semangat.
“Sebaliknya bagaimana?” Bayu belum paham.
“Aku tidak memiliki uang yang cukup. Sedangkan aku  ingin  sekali…”
   Budi menggantung ucapannya.
“Ingin apa Bud?” tanya Bayu ingin tahu.
“Kemarin di toko Siong aku melihat ada mainan pistol-pistolan dijual,
   Bagus sekali. Aku ingin membelinya, tapi uangku tidak cukup.” jelas Budi.

“Oo itu.” Bayu mengangguk-angguk.
“Kalau kau tak keberatan, aku pinjam uangmu tidak lama kok,
Seminggu aku kembalikan.” Budi berjanji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun