Mohon tunggu...
Bina DesaPandaan
Bina DesaPandaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok Bina Desa Fakultas Teknik UPN "Veteran" Jawa Timur-Desa Pandaan

Kami merupakan kelompok mahasiswa UPN "Veteran" Jawa Timur yang saat ini memiliki program pembinaan desa di Desa Pandaan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dalam project "Peningkatan Ekonomi Masyarakat melalui Pengembangan Logistik Rantai Pasok Desa Pandaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Support UMKM Kue Petulo, Tim Bina Desa Pandaan Fakultas Teknik UPN "Veteran" Jawa Timur Lakukan Inovasi Alat Cetak yang Lebih Modern dan Ekonomis

25 Mei 2022   10:00 Diperbarui: 25 Mei 2022   10:05 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, setiap universitas dituntut oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mampu membuat program-program yang menjadikan mahasiswa dapat terjun langsung ke lapangan, baik terjun dalam masyarakat atau pun langsung terjun ke industri, program tersebut dari pemerintah biasa disebut sebagai program Kampus Merdeka. Melalui Program Bina Desa inilah kampus UPN "Veteran" Jawa Timur mendukung dari program Kampus Merdeka yang digadang-gadangkan oleh pemerintah pusat. Program Bina Desa ini merupakan salah satu bentuk KKN tematik yang nantinya para mahasiswanya diletakkan di salah satu desa yang telah bekerjasama dengan pihak kampus, dimana desa tersebut membutuh bantuan untuk menjadi lebih maju, dan mampu bersaing di dunia luar.

Salah satunya desa yang telah bekerjasama dengan UPN "Veteran" Jawa Timur adalah Desa Pandaan. Desa tersebut terletak di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Desa tersebut sebenarnya memiliki akses transportasi yang sangat baik, karena terletak di pusat kabupaten, dan terdapat banyak industri serta tempat wisata di sekitarnya. Namun, di dalam desa tersebut terdapat kelompok produsen kue yang masih sangat tradisional. Kelompok tersebut terdiri sekitar 40 orang yang masing-masingnya membuat jenis kue yang berbeda-beda. Salah satu kue yang menjadi icon dari kelompok kue desa Pandaan ini adalah kue Petulo. Kue Petulo atau Kue Putu Mayang merupakan Kue yang terbuat dari tepung beras dan tepung tapioka yang dibentuk menyerupai mie gulung. Kue Petulo biasa disajikan bersama dengan kue Serabi dan kuah kinca. Alat pencetak kue serabi sangat sederhana terbuat dari tanah liat, yang penggunaannya mencetak dan memasak kue serabi satu-persatu. Hal ini sangat tidak efisien karena membutuhkan waktu yang lama dan apabila ingin meningkatkan kapasitas produksi, biasanya produsen kue serabi mengkalinya dengan menambah jumlah kompor, hal tersebut masih saja tidak efisien dalam hal tempat. Demikian juga alat pencetak kue petulo yang sangat sederhana, terbuat dari kayu dengan cara kerja mencetak petulo secara manual satu persatu. Peralatan sederhana tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 (alat pencetak serabi), dan Gambar 3 (alat pencetak petulo).

Gambar 2. Alat cetak kue Serabi (Dokpri)
Gambar 2. Alat cetak kue Serabi (Dokpri)

Image caption
Image caption

Untuk peningkatkan kapasitas produksi, maka kami sebagai mahasiswa yang melakukan bina desa di desa Pandaan ini melakukan inovasi alat yang digunakan untuk pencetak serabi dan petulo. Untuk alat serabi sendiri kami melakukan inovasi dengan membuat kompor 6 tungku. Hal tersebut dilakukan karena apabila membuat alat cetak kue serabi dari tanah liat dengan jumlah 6 lubang hal itu sangat tidak mungkin, karena untuk segi ketahanan akan menjadi rentan patah karena terlalu lebar, dan apabila melakukan inovasi alat cetak dengan menggunakan bahan cetakan yang bukan berasal dari tanah liat, itu akan sangat mempengaruhi rasa dari serabi yang dihasilkan. Oleh karena itu, kami melakukan inovasi dengan membuat kompor 6 tungku, hal tersebut dilakukan selain untuk mengefisienkan waktu dan tempat tetapi juga agar cita rasa serabi yang khas karena menggunakan cetakan dari tanah liat tetap terjaga. Sedangkan untuk alat cetak petulo, kami melakukan inovasi pada bahan yang digunakan serta jumlah lubang pencetak pada alat. Kami menggunakan bahan stainless steel agar lebih awet, dan penambahan lubang cetak menjadi 3 buah sehingga dengan satu kali tekan akan menghasilkan 3 kue Petulo. Hal tersebut sudah dipastikan akan mengefisienkan dalam hal waktu dan tenaga. inovasi alat yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 4 (Inovasi alat pencetak Serabi) dan Gambar 5 (Inovasi alat pencetak Petulo).

berita-4-628d9821f1f2982499365812.png
berita-4-628d9821f1f2982499365812.png
Gambar 4. Inovasi alat kompor 6 tungku untuk pembuatan kue serabi

berita-5-628d983053e2c373f7741ca2.png
berita-5-628d983053e2c373f7741ca2.png
Gambar 5. Inovasi alat pencetak Petulo dengan 3 lubang cetakan

Pemberian alat telah dilakukan untuk tahap pertama, dimana pemberian alat yang pertama ini merupakan alat kompor 6 tungku untuk pembuatan kue serabi. Alat tersebut diberikan kepada perwakilan dari Ibu Mas'ulah selaku salah satu produsen kue Serabi dan Petulo. Sedangkan untuk pemberian alat cetak petulo 3 lubang cetak, akan diberikan pada tahap selanjutnya kepada Bu Ifa yang juga merupakan produsen kue Serabi dan Petulo.

berita-6-628d984353e2c373f7741ca4.jpg
berita-6-628d984353e2c373f7741ca4.jpg
Gambar 6. Serah terima alat kompor 6 tungku yang dilakukan oleh Pak Mintho selaku Dosen UPN Veteran Jawa Timur (kanan), Pak Machmud selaku Kepala Kelurahan Desa Pandaan (tengah), kepada Bu Mas'ulah

Setelah dilakukan serah terima alat, kami juga melakukan pengamatan terhadap efisiensi dari alat tersebut. "Alatnya sangat memudahkan saya dalam membuat serabi, sehingga tidak memerlukan kompor yang terlalu banyak dan menghemat pengeluaran untuk pembelian gas LPG juga", kata Bu Mas'ulah yang sedang membuat kue serabi saat kami melakukan pengamatan alat di rumahnya.

berita-7-628d985df1f2982fe2316f32.jpg
berita-7-628d985df1f2982fe2316f32.jpg
Gambar 7. Proses pengamatan kinerja alat

Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwasanya alat kompor 6 tungku yang kami inovasi kan sangat efisien dalam hal tempat dan waktu, ditambah juga dengan lebih hemat energi gas LPG yang digunakan. Semoga kerjasama antara Desa Pandaan dan pihak UPN Veteran Jawa Timur ini dapat terus berlanjut, sehingga nantinya diharapkan mampu lebih mendorong lagi perekonomian desa Pandaan agar lebih maju dan mampu bersaing dengan dunia luar, dan dengan program ini diharapkan mahasiswa dapat terus berinovasi untuk menghasilkan sesuatu baru lagi yang lebih efisien dan ekonomis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun