Selamat siang dan salam metal terhangat untuk kau semua bro.... Arrrrggggghhhhhh.....
Semen Padang akhirnya kalah. Kecewakah diriku bro? Pasti. Tapi ya mau gimana lagi bro, di setiap pertandingan pasti ada yang jadi pemenang dan kali ini Mitra Kukar lah yang meraihnya. Selamat Mitra Kukar.
Dibalik kekalahan yang di derita Semen Padang, tentu ada salah seorang sosok pemain yang akan sangat meratapi kekalahan Semen Padang ini. Dia adalah Yu Hyun Koo, gelandang bertahan asal Kore Selatan yang sudah lima tahun memperkuat Semen Padang.
Kekalahan yang diderita ini tentu terasa sangat menyakitkan bagi Yu. Setidaknya ada 3 alasan kenapa Yu begitu meratapi kekalahan yang diderita Semen Padang semalam.
1. Kekalahan ini diterima oleh Yu, setelah 1 minggu sebelumnya ia tampil sebagai Hero ketika membuka asa Semen Padang membalikan keadaan lewat golnya dan mengejar ketertinggalan atas Pusam Borneo di semifinal leg 2 sehingga pada akhirnya mampu meloloskan Semen Padang ke final Piala Jenderal Sudirman.Ya, di pertandingan final Yu tampil antiklimaks. Istilah kerennya Yu tampil From Hero To Zero. Kepercayaan penuh Nil Maizar kepada Yu (bahkan di Semi final Leg 2 yang lalu ia didapuk menjadi kapten menggantikan Hengki Ardiles) Â akhirnya sedikit tercoreng dengan kartu merah yang ia terima di partai final, partai yang sangat krusial.
Dengan waktu permainan yang masih lama, hilangnya salah seorang pemain tentu sedikitbanyaknya ikut berpengaruh pada stabilitas permainan dan mental pemain Semen Padang, apalagi sejak babak kedua dimulai Mitra Kukar sangat tampil dominan dan mendikte permainan Semen Padang.Kekhawatiran para fans Semen Padang pun akhirnya terjadi.
Meski sempat bermain dengan formasi 4-4-1 pasca Yu dikartumerah, namun kehilangan Novan Setya Sasongko dan digantikan oleh Ricky Ohorella yang baru pulih dari cedera, akhirnya membuka celah bagi Semen Padang. Pelatih Jafri Satra sendiri mengakui perubahan strateginya yang dilakukannya dengan menggempur sisi kiri pertahanan Semen Padang disebabkan karena dia tahu secara jelas bahwa Ricky belum begitu fit pasca cedera yang dialaminya.
Dan memang terbukti, Yogie Rahardian yang pada awal masuk bermain disayap kiri atau disisi kanan pertahan Semen Padang, akhirnya digeser ke sayap kanan untuk memborbardir pertahanan Semen Padang di sisi kiri pertahanannya. Seperti yang kita ketahui, 2 gol bersarang dari sisi ini.
2. Penyesalan kedua Yu Hyun Koo terjadi tentu saja karena dengan kekalahan ini dia tidak akan dapat merayakan ulang tahun nya yang ke 34 yang jatuh pada 25 Januari 2016 ini dengan sumringah. Ya, kekalahan ini menjadi kado pahit bagi Yu, apalagi pasca pertandingan ia dianggap sebagai salah satu aktor yang mebuat performa Semen padang menurun. Sedih dan kecewa. Sedih karena tidak bisa membawa Thropy juara ke ranah minang dan kecewa karena meski  telah berjuang dengan segenap jiwa raganya, masih ada juga pihak yang memandang minor dan menunjuknya sebagai kambing hitam kekalahan Semen Padang.
3. Hal ketiga yang mebuat Yu pasti kecewa adalah karena ini merupakan final kedua yang dijalaninya dalam dua perhelatan turnamen terakhir  dan harus diakhiri dengan kekalahan. Final sebelumnya yakni ketika ia juga gagal membawa Sriwijya berjaya di Piala Presiden setelah takluk ditangan Persib Bandung di partai final.
Nasi telah menjadi bubur dan Yu Hyun Koo mau tidak mau harus bisa menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Tapi, Terlepas dari apapun hasilnya, yang jelas Yu telah memberikan kontribusi besar hingga bisa membawa Semen Padang tampil di partai puncak final Piala Jenderal Sudirman menyisihkan sederet nama besar seperti Persib, Arema dan Persipura Jayapura.
Â
Kamsahamnida Yu Hyun Koo !
Terima kasih banyak Yu !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H