Mohon tunggu...
Binball Senior
Binball Senior Mohon Tunggu... Sales - Mencari dan Berbagi Ilmu

just for fun

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dua Peringatan Bergambar di Rokok Jadi Favorit Perokok !

23 Agustus 2014   22:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:45 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama 2 bulan terakhir para perokok aktif tentu saja sudah melihat perubahan dari kemasan rokok yang mereka konsumsi. Menindaklanjuti PP no.109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan, maka sejak 24 Juni 2014 Kemenkes sudah memberi deadline terhadap perusahaan rokok yang ada di Indonesia untuk mencatumkan gambar dan peringatan merokok yang baru di setiap kemasan rokok yang mereka produksi.

Kalau selama ini kita hanya mengenal satu peringatan efek samping rokok hanya berupa tulisan "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin", maka saat ini peringatan merokok yang tertera di setiap iklan rokok dan kemasan rokok tersebut sudah lebih spesifik berupa akibat langsung dan penyakit yang akan menimpa setiap orang yang akan merokok. Hal ini ditambah lagi dengan ilustrasi gambar yang dianggap cukup menyeramkan.

Berikut ini lima peringatan pemerintah dan ilustrasi gambar yang bisa ditemukan dalam kemasan rokok yang beredar di Indonesia saat ini.

Nah, salah satu tujuan utama adanya peringatan ini adalah untuk mengurangi tingkat perokok aktif yang ada di Indonesia dan secara tidak langsung akan mengurangi tingkat kematian akibat dari merokok tersebut.

Pertanyaannya adalah setelah  peringatan dan ilustrasi gambar di kemasan rokok tersebut  beredar lebih kurang dua bulan, apakah tingkat konsumsi merokok masyarakat di indonesia menjadi berkurang?

Secara keseluruhan di indonesia,  saya belum mendapatkan data valid yang merangkum efek dari penggunaan gambar rokok tersebut terhadap tingkat jumlah konsumsi rokok masyarakat di Indonesia. Namun sebagai sampelnya, dalam dua bulan terakhir ini saya sudah melakukan survei acak terhadap 100 orang konsumen yang saya temui pada 50 retail/outlet yang menjual rokok di daerah Solok, Sijunjung, Sawahlunto dan Dharmasraya di Provinsi Sumatera Barat.

Survei kecil-kecil an yang saya lakukan ini saya lakukan dalam jangka waktu 2 minggu terakhir sambil melakukan aktifitas sehari-hari  saya yang bergerak di bidang distribusi barang di outlet dan pada setiap kunjungan ke outlet hampir selalu menemukan orang yang mengkonsumsi rokok yang jika dilihat dari usia  berusia antara 17 - 60 tahun.

Ada 2  pertanyaan pokok yang saya ajukan terhadap konsumen dalam survei saya tersebut yaitu :

1. Apakah anda masih atau telah berhenti merokok setelah adanya peringatan pemerintah dalam bentuk ilustrasi gambar di setiap kemasan rokok?

Dari 100 orang konsumen yang saya tanyakan, ada beberapa jawaban yang muncul yaitu :

a. 71 orang menyatakan tetap merokok dalam jumlah yang sama setiap hari nya.

b. 24 orang menyatakan tetap merokok, namun jumlah yang mereka konsumsi setiap hari bisa berkurang sebesar 50%. Hal ini terjadi karena mereka cukup terganggu dengan gambar peringatan  tersebut dan sebenarnya sudah sadar akan bahaya merokok. Namun mereka tetap harus merokok karena aktifitas mereka yang kebanyakan berada di sawah dan kebun ikut memaksa mereka merokok untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan ketika mereka selesai bekerja dan berkumpul dengan masyarkat di warung kopi yang ada di kampung mereka.

c. 5 orang menyatkan berhenti merokok sejak 1-2 minggu pasca keluarnya peringatan pemerintah dengan menggunakan gambar di rokok tersebut dengan alasan jijik dan takut karena setiap akan merokok langsung teringat akan bahaya yang ditimbulkan seperti yang terlihat di gambar tersebut.

Jika dipersentase, maka persentase yang akan muncul adalah 71% konsumen tidak terpengaruh sama sekali dengan adanya peringatan pemerintah akan bahaya merokok tersebut, 24% sedikit terpengaruh dan mencoba mengurangi jumlah konsumsi mereka dan hanya 5% yang langsung berhenti pasca peringatan bergambar itu dikeluarkan.

Dengan adanya hasil ini terlihat bahwa efek terhadap konsumen dengan adanya peringatan ini sebenarnya cukup efektif dalam rangka mengurangi jumlah perokok aktif, dimana selain 5% yang telah berhenti total merokok, juga masih terdapat 24% orang lagi yang berkemungkinan bisa ikut-ikutan berhenti.

2. Pertanyaan kedua saya adalah, kenapa anda tidak terpengaruh sama sekali dengan adanya peringatan bergambar yang ada di kemasan rokok?

Pertanyaan ini saya lebih khususkan kepada 70% konsumen yang masih tetap merokok tanpa mengurangi jumlah rokok yang mereka konsumsi setiap harinya.

Jawaban dari pertanyaan konsumen yang 70% ini hampir senada dan cukup mencengangkan bahkan mungkin bisa menjadi bahan masukan bagi pemerintah terutama dari Kementrian Kesehatan. Selain karena faktor kecanduan yang sudah sangat tinggi terhadap rokok, jawaban yang mereka sampaikan adalah karena peringatan melalui gambar tersebut tidak semuanya mengerikan dan menujukkan efek takut terhadap konsumen untuk merokok.

Mereka menyebutkan ada dua jenis rokok dengan peringatan  bergambar yang menjadi favorit mereka dan sama sekali tidak menakutkan yaitu gambar perokok yang sedang menggendong anak dan perokok yang  merokok degan gambar dua tengkorak disampingnya. Dua gambar tersebut menurut mereka sama sekali tidak seram dan menakutkan sehingga harus membuat mereka berhenti merokok.

Bahkan beberapa diantara mereka sempat mengatakan bahwa gambar perokok dengan menggendong anak ini secara tidak langsung seperti semacam arahan bahwa merokok tersebut dibolehkan dan tidak apa-apa dikenalkan  sejak kecil terhadap anak. Sebuah pemikiran yang aneh memang, mengingat digambar sudah dituliskan bahwa merokok dekat anak berbahaya bagi mereka, namun dari apa yang saya temukan di outlet memang seperti itulah sebagian pemahaman dan celotehan nyeleneh masyarakat.

Itulah sedikit survei singkat yang saya lakukan dan sekali lagi ini mungkin tidak bisa menggambarkan kondisi yang terjadi di wilayah lain di Indonesia yang tentu saja tipikal konsumen dan masyarakatnya berbeda-beda. Namun dari apa yang saya dapatkan dari hasil survei tersebut ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.

1. Tingkat keberhasilan dari peringatan bergambar di rokok cukup efektif dalam mempengaruhi dan mengurangi orang yang merokok.

2. Dari apa yang ditemukan, sebaiknya pemerintah melakukan evaluasi terhadap dua peringatan bergambar yang telah beredar yaitu gambar perokok dengan anak dan perokok dengan gambar tengkorak. Dimana kedua gambar tersebut bagai sebagain besar perokok sama sekali tidak menimbulkan efek takut atau mengerikan bagi perokok. Sikap pemerintah mungkin bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu menghentikan peredaran dua gambar yang menampilkan sosok manusia yang sedang merokok tersebut dan menggantinya dengan gambar penyakit seperti tiga gambar lainnya atau mengurangi quota produksi pabrik rokok dalam memproduksi rokok dengan dua peringatan bergambar tersebut.

Semoga ini bermanfaat dan menjadi sedikit refresh bagi kita diakhir pekan ini, sambil tentunya mengirup udara segar yang bebas dari asap rokok.

Wassalam

Sumber :

http://www.slideshare.net/imbothambuako/pp-109-tahun-2012-tentang-pengamanan-bahan-yang-mengandung-zat-adiktif-berupa-produk-tembakau-bagi-kesehatan-20066643

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun