Mohon tunggu...
Ponpes Bina Umat Yogya
Ponpes Bina Umat Yogya Mohon Tunggu... Guru -

Anak2 belajar mengaji, mendalami ilmu agama dan juga pengetahuan umum. Berorientasi dunia dan akhirat menjadi landasan utama. Pondok Pesantren Bina Umat Yogyakarta PAUD, TK, MI, SMP & SMA Islam Terpadu Bina Umat Setran, Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta Telp/sms/wa : 08117571580

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suatu Jumat di Pesantren

30 April 2016   13:16 Diperbarui: 30 April 2016   14:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tok tok tok...

Suara sabit beradu dengan bambu bersahutan silih berganti. Nadanya riuh rendah berdendng dengan candaan para santri. Bambu apus hijau nampak tergeletak memanjang di halaman asrama putra. Kakinya teramputasi oleh gergaji, dipukul dan dipaku, akhirnya menjadi patok, tungku, gapura dan jemuran baju. Faruk, Dani, dan adik2 kelasnya sibuk dengan bambu masing2.

Dua hari menjelang kegiatan kemah santri, tiada yang menyibukkan siswa kecuali persiapan perbekalan. Acara rutin tahunan itu memang sangat dinanti siswa. Sambutan meriah dan wajah sumringah santri dalam menghadapinya. Hari ini tidak santri putri dan putra, semuanya bersiap dan berbekal menjalaninya.

Kamah sering disebut juga mukhoyyam #bahasa arab. Kegiatan bersama siswa latihan hidup di alam bebas dengan peralatan sederhana. Tidak ada rumah tersedia, makanan dan pakaian juga tiada. Selain juga jauh dari orang tua, hanya teman seregu yang ada. Semuanya tiada kecuali dibuat dan dipersiapkan sendiri. Kemandirian menjadi orientasi pertama yang diharapkan dalam acara kemah.

Berganti lokasi di kantor Bina Umat Center. Nampak kelas 9B1 penuh dengan siswanya. Berbaju seragam pramuka coklat muda atas dan coklat tua bawahnya. Duduk berjajar rapi sesuai meja kursinya. Serius sekali mengerjakan soal #TPMUN test pendalaman materi ujian nasional. Tidak ada suara kecuali khusyuk mencari jawaban soal bahasa inggris. Menerka-nerka jawaban lebih baik daripada menghitung kancing baju karena tiada pengetahuan di kepala.

Ust Lilis sang pengawas nampak dipojok belakang, duduk di kursi dengan HP ditangan. Mungkin menjawab sms suaminya. Umi, kenapa masuk jika biasanya hari jumat waktunya libur?. #Kemungkinan aja.

Ust lilis mengawas terlihat santai tiada beban. Karena tidak ada siswa yang bakal buka contekan, Insya Allah. #AnakSholih

Di halaman masjid, nampak dua siswa putri termanggu-manggu dengan wajah cemas. Sesekali mendekat ke jalan kampung. Menerawang jalan dari karanganjir sampai ujung dekat lapangan. Menunggu sebuah sosok penjemput. Warna bajunya yang terang tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Mana sih yang mau jemput aku, terbersit di benak Maharani Zhalsa.

Kak, kita jalan sampai kolowenang aja yuk, ajak Kanaya TsaBita Yasmin

Tapi Maharani tidak mau, dia mau menunggu saja jemputan itu.

Masih di halaman masjid. Nampaklah dua santriwati berjalan menuju gerbang. Ukhti, mau kemana ?? Tanyaku pada Maurita dan Faniyatun.

Mau jalan2 ust, jawabnya.

Eh, ada Fira gak ya ?, tanyaku lagi

Gak ada ust, dia udah jalan duluan tadi pagi, jawab Faniyatun

Lah, kan uangnya masih saya pegang, dan Fira apa bawa uang ??, tanyaku

Pinjem uang temannya kali, laa ustadh datangnya juga jam segini sih??, jawabnya dengan wajah cemberut.

Jumat penuh berkah, hari pertama bulan april 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun