Pada retorika klasik, terdapat tiga elemen utama yang dipakai untuk berkomunikasi, yakni pathos, logos, dan ethos. Ketiganya memegang peranan penting dalam menghadirkan komunikasi yang efektif dan persuasif.
Pathos berkaitan dengan emosi yang dimunculkan oleh pembicara untuk menyentuh hati audiens. Seorang komunikator perlu menguasai kemampuan mengelola emosi yang baik, dan memiliki rasa peduli yang tinggi. Dengan memahami emosi audiens, pembicara dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan audiens sehingga dapat dengan mudah memiliki kepercayaan mereka.
Kemudian, logos adalah elemen logis, yang mengedepankan pemikiran dalam retorika. Elemen ini menggunakan data, bukti nyata, dan argumen rasional untuk mendukung pesan yang disampaikan. Dalam konteks ini, logika berperan penting untuk membujuk audiens. Komunikator harus mampus memberikan informasi yang jelas, terencana, dan sesuai dengan fakta untuk meyakinkan audiens terkait kebeneran argumen mereka.
Terakhir adalah ethos, yakni aspek kredibilitas dan karakter pribadi komunikator. Ethos berhubungan dengan sejauh mana seorang komunikator dapat dipercaya oleh audiens. Ini tidak hanya bergantung pada reputasi dan keahlian komunikator, tetapi juga pada cara mereka menyampaikan pesan. Seorang komunikator yang memiliki ethos yang kuat akan dianggap jujur, berintegritas, dan berkompeten. Kepercayaan yang dibangun melalui ethos memungkinkan pesan yang disampaikan diterima dengan lebih baik oleh audiens.
Ketiga elemen ini, pathos, logos, dan ethos, bekerja secara sinergis untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Kombinasi yang tepat dari emosi, logika, dan kredibilitas dapat membantu komunikator mencapai tujuan mereka dan membangun hubungan yang kuat dengan audiens.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H