Mohon tunggu...
Bina Desa Kalipucang
Bina Desa Kalipucang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Bina Desa Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Tahun 2022

Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Nature

Antusiasme Petani Kopi Dalam Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi Menjadi Pupuk Kompos

18 Juni 2022   18:00 Diperbarui: 18 Juni 2022   18:13 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PASURUAN-Salah satu hasil bumi yang melimpah di Desa Kalipucang adalah perkebunan Kopi. Desa Kalipucang memiliki perkebunan kopi dengan beberapa jenis kopi antaranya Arabica, Robusta, dan beberapa jenis lainnya. Kelompok Tani Hutan "Dwi Tunggal" yang terletak di dusun Cikur merupakan kelompok tani di desa Kalipucang yang bergelut di bidang perkebunan kopi yang diketuai oleh Bapak Karnadi. Bapak Karnadi sendiri merupakan pemilik "Omah Kopi" dengan produk kopi Arabica, kopi Robusta, kopi Lanang, kopi Liberika, Green Coffee serta Roasting Coffee. Selama produksi berlangsung, terdapat limbah kulit kopi yang melimpah membuat Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur memberikan inovasi untuk memanfaatkan limbah kulit kopi tersebut yaitu menjadikan limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos.

Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Kulit Kopi bersama Anggota Kelompok Tani Hutan
Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Kulit Kopi bersama Anggota Kelompok Tani Hutan "Dwi Tunggal"
Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Kulit Kopi bersama Anggota Kelompok Tani Hutan
Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Kulit Kopi bersama Anggota Kelompok Tani Hutan "Dwi Tunggal"
Pelatihan serta Pemberian Edukasi Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Kulit Kopi telah dilaksanakan pada Rabu, 18 Mei 2022 di rumah Bapak Karnadi. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan edukasi mengenai pembuatan pupuk kompos dari limbah kulit kopi secara efektif dan efisien serta peralatan produksi pupuk kompos dari limbah kulit kopi. Pelatihan tersebut diikuti oleh beberapa petani kopi dengan sangat antusias. Pelatihan tersebut dilakukan dengan skala kecil yaitu dengan perbandingan 1:3:6 dimana 1 adalah sekam padi, 3 adalah kotoran sapi dan 6 adalah limbah kulit kopi. Rencana kedepan Bapak Karnadi serta petani kopi lainnya akan membuat pupuk kompos dari limbah kulit kopi dengan skala besar untuk persiapan pembibitan tahun mendatang.

(a) Bak Kompos
(a) Bak Kompos
(b) Ayakan Pupuk Kompos Otomatis (Screening)
(b) Ayakan Pupuk Kompos Otomatis (Screening)

Selain dilakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah kulit kopi, Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur telah memberikan pula serangkaian alat TTG (Teknologi Tepat Guna). Gambar (a) merupakan bak kompos atau tempat yang digunakan selama masa pembuatan pupuk kompos. Bak kompos tersebut telah dimodifikasi sehingga dapat memisahkan antara pupuk kompos dan pupuk cair (air lindi). Pupuk kompos akan terletak di atas sedangkan pupuk cair (air lindi) terletak di bawah dan dapat dikeluarkan melalui kran yang terletak di samping bawah bak kompos. Gambar (b) merupakan alat pengayak pupuk kompos yang telah jadi. Alat pengayak tersebut akan mengayak dengan sendirinya dengan bantuan dynamo sehingga pupuk akan terayak sesuai dengan ukuran mesh yang terdapat pada alat tersebut. Dengan adanya alat TTG tersebut diharapkan para petani kopi dapat memanfaatkan limbah kulit kopi serta dapat memanfaatkan alat TTG dengan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun