PASURUAN-Salah satu hasil bumi yang melimpah di Desa Kalipucang adalah perkebunan Kopi. Desa Kalipucang memiliki perkebunan kopi dengan beberapa jenis kopi antaranya Arabica, Robusta, dan beberapa jenis lainnya. Kelompok Tani Hutan "Dwi Tunggal" yang terletak di dusun Cikur merupakan kelompok tani di desa Kalipucang yang bergelut di bidang perkebunan kopi yang diketuai oleh Bapak Karnadi. Bapak Karnadi sendiri merupakan pemilik "Omah Kopi" dengan produk kopi Arabica, kopi Robusta, kopi Lanang, kopi Liberika, Green Coffee serta Roasting Coffee. Selama produksi berlangsung, terdapat limbah kulit kopi yang melimpah membuat Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur memberikan inovasi untuk memanfaatkan limbah kulit kopi tersebut yaitu menjadikan limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos.
Selain dilakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah kulit kopi, Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur telah memberikan pula serangkaian alat TTG (Teknologi Tepat Guna). Gambar (a) merupakan bak kompos atau tempat yang digunakan selama masa pembuatan pupuk kompos. Bak kompos tersebut telah dimodifikasi sehingga dapat memisahkan antara pupuk kompos dan pupuk cair (air lindi). Pupuk kompos akan terletak di atas sedangkan pupuk cair (air lindi) terletak di bawah dan dapat dikeluarkan melalui kran yang terletak di samping bawah bak kompos. Gambar (b) merupakan alat pengayak pupuk kompos yang telah jadi. Alat pengayak tersebut akan mengayak dengan sendirinya dengan bantuan dynamo sehingga pupuk akan terayak sesuai dengan ukuran mesh yang terdapat pada alat tersebut. Dengan adanya alat TTG tersebut diharapkan para petani kopi dapat memanfaatkan limbah kulit kopi serta dapat memanfaatkan alat TTG dengan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H