Jika dua hal ini dipenuhi, bukan mustahil kesejahteraan perawat akan terpenuhi.
Kepada bapak/ibu yang mempunyai jabatan tinggi di organisasi keperawatan terbesar di Indonesia (jika anda membaca tulisan ini), mohon jangan diabaikan. Anda tidak perlu mengatakan perawat tidak boleh berdemo menuntut kesejahteraan karena itu bukan hal yang profesional. Jujur saja, profesionalisme tidak membuat perut kenyang untuk perawat di beberapa daerah tertentu. Kita pun bisa berdemo tanpa harus meninggalkan profesionalisme.
Sekarang coba bayangkan bagaimana rasanya berada di posisi kami, yang sulit mencari kerja, yang tidak digaji, yang digaji rendah. Saya yakin para Ibu/Bapak anggota organisasi keperawatan terbesar di Indonesia enggan berpeluh panas-panasan mengotori baju dan bedak anda dengan keringat, toh anda semua sudah jadi orang hebat dengan gaji memadai. Setidaknya berilah dukungan dan inspirasi agar kesejahteraan perawat dapat ditingkatkan. Bukan hanya sekedar teori. Apalagi membanggakan bahwa pekerjaan perawat adalah pekerjaan paling populer di negara A, semua orang ingin jadi perawat di negara B, gaji perawat paling tinggi di negara C. Ini Indonesia bung! Dimana perawatnya sebagian hidup layak dan sebagian melarat. Mari sama-sama jadikan peringatan May Day ini sebagai momentum untuk bertindak. Ya, bertindak, bukan lagi sekedar hanya memikirkandan berteori tentang nasib perawat. Salam sejawat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H