***
Sudah pagi, Jukih belum pulang ke rumah. Emak khawatir dan bertanya2 kepada tetangga, namun tidak ada seorangpun yang melihat Jukih. Seorang warga berinisiatif mengantarkan emak ke Pak Bahri si aktivis hak anak. Di hadapan Pak Bahri, emak menceritakan sejujur2nya tentang rencana maling sandal ala Jukih yang dijalankan semalam. "Saya tidak tau apa yang terjadi dengan Jukih anak saya. Mungkin sudah dimasukkan ke penjara sama pak tentara. Oleh sebab itu saya harap bapak mau menemani saya untuk meminta maaf kepada pak tentara supaya Jukih dapat dibebaskan", kata emak mengakhiri ceritanya.
"Mohon maaf bu. Saya punya urusan lain yang harus dikerjakan. Semoga Jukih baik2 saja dan segera pulang ke rumah", jawab pak Bahri. Wajarlah ditolak, Pak Bahri punya pertimbangan sendiri. Mengurus sumbangan sandal yang jumlahnya ribuan sudah bikin repot. Ditambah lagi ada kasus serupa. Pasti sumbangan sandal tambah banyak. Cape deh. Pak Bahri pun menyeruput kopinya.
Banda Aceh, dikamarku yang berantakan. Bimy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H