Esoknya ketika dia menghadap Khalifah Umar, alangkah kagetnya dia bahwa Khalifah Umar bin Khattab adalah orang yang semalam membawakan sekarung tepung gandum untuknya
***
Zokowi menutup buku cerita yang barusan dibacanya dengan sumringah. Presiden yang baru dilantik pada bulan September 2014 lalu ini sedang memikirkan cara baru untuk menarik simpati rakyat. Selama ini Zokowi berhasil disenangi rakyat dengan pembawaannya yang sederhana, kalem, dan hobi blusukannya tersebut. Sayangnya rakyat sudah bosan dengan blusukan yang kurang bermanfaat itu. Sudah ketahuan bahwa blusukan itu adalah ejaan yang salah, harusnya "busukan"
Serasa mendapat wangsit dan inspirasi untuk menjadi Umar bin Khattab era 2014, Zokowi langsung berpakaian lusuh ala kadarnya tanpa pengawalan dari pasukan pengaman presiden (paspampres) untuk berjalan-jalan di malam hari mengikuti Khalifah Umar bin Khattab. Apa lacur, ternyata hampir setiap rumah terdapat jerit tangis rakyat yang menderita
"BBM naik, harga barang-barang juga naik. Dasar suami gak becus, cuma segini uang yang kamu bisa kasih ke aku!!" teriak ibu-ibu
"Sabar dong, gajiku naik 2 persen, BBM naik 30 persen, duitnya mana cukup. Kamu yang pinter dong ngatur keuangan. Dasar istri goblok!!" teriak bapak-bapak
"Bu, uang sekolahku udah nunggak enam bulan. Kalo gak bayar nanti gak boleh ikut ujian", tangis anak SMA
"Pak, guru di sekolahku mewajibkan kami beli buku LKS. Kalo gak beli diancam di kasih nilai rendah", tangis anak SMP
"Bapak, Ibu. Seragam sekolahku sudah lusuh. Sepatu juga sudah koyak. Aku malu ke sekolah kalau begini", tangis anak SD
Dan Zokowi pun bingung
Akhirnya Zokowi memilih satu rumah secara acak. Keluarga yang beruntung disambangi Zokowi pun takjub seolah kedatangan Dewa Krisna yang gantengnya rupawan di serial india. "Saya presiden Zokowi... Ibu, Bapak, dan adek-adek sekalian", Zokowi memperkenalkan diri. "Jadi saya mendengar ribut-ribut tadi di dalam. Ada apakah gerangan?"