Pemilu 2014 ditetapkan sebagai hari libur nasional, sungguh bentuk semangat berpartisipasi menggunakan hak suara tanpa terkendala aktivitas sehari-hari. Kebetulan saya sedang melaksanakan tugas pekerjaan di Bandung namun kondisi badan kurang sehat sehingga saya memutuskan untuk ke rumah sakit.
Dalam benak saya rumah sakit akan buka pada siang hari sehingga saya pukul 9 pagi pergi ke rumah sakit menggunakan angkot. Tepat pukul 10 pagi saya sampai di rumah sakit negeri di Kota Bandung, terlihat sepi sehingga saya bingung. Tanpa basa-basi saya menanyakan ke petugas parkir pintu masuk ruang poliklinik. “Rumah sakit tutup Pak, kalau mau bisa ke IGD” kata petugas parkir memberitau saya. Saya semakin bingung, namun demi menyembuhkan kondisi tubuh maka saya menuju IGD.
Setelah sampai IGD saya bertanya kepada seorang dokter jaga dan mendapatkan jawaban bahwa dokter yang bertugas di IGD hanya dokter jaga bukan dokter klinik, untuk ke dokter klinik harus datang esok hari. Mendengarkan jawaban dokter jaga tersebut saya memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit negeri tersebut dan menuju rumah sakit swasta yang saya pikir ada dokter klinik yang bertugas mengingat biasanya pelayanan swasta lebih dapat diharapkan.
Sampai di rumah sakit swasta saya juga terkejut, rumah sakit sepi. Saya putuskan untuk bertanya kepada satpam. “Pak, saya mau periksa” tanya saya. “Wah maaf Pak, rumah sakit libur karena pemilu” jawab satpam. Mendengar jawaban satpam tersebut saya memutuskan untuk menunda berobat. Sakit di hari pemilu harap menunda berobat, karena Rakyat Indonesia sedang melaksanakan hajatan agung lima tahunan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H