"Eh, Cel. Gimana nii?" bisik Ahya. "Percaya ama gua, ancaman dia itu cuma omong kosong. Ngapain ditakutin?" Cello mencoba untuk menenangkan Ahya, dan berhasil.
Senin, hari pertama ujian. Cello dan Ahya berangkat ke sekolah jalan kaki bersama. Kelas Cello lebih dekat dan membuat mereka harus berpisah, "Inget, kalo dia minta jawaban diemin aja." Cello mengingatkan Ahya. Ahya hanya mengangkat jempol dan jalan ke kelasnya.
Bel sekolah berbunyi, menandakan ujian sebentar lagi dimulai. "Untuk ujiannya kalian akan diberikan waktu 90 menit untuk mengerjakannya, sebelum dikumpulkan pastikan kalian periksa ulang agar nilainya maksimal. Baiklah ujiannya dimulai dari sekarang!" ucap pengawas ujian.
Arga mulai beraksi, berusaha mendapatkan jawaban meski Ahya sudah mengacanginya. Arga mulai menendang kursinya pelan-pelan. Ahya mulai tak tahan dengan sifatnya, "Pak, daritadi Arga nendangin kursi sambil bisik-bisik minta jawaban." Ahya bergegas berdiri dan melaporkan Arga kepada pengawas. Masa keberaniannya telah habis dan seketika langsung duduk lagi merasa sangat takut, merasa usahanya sia sia karena momennya begitu tidak jelas.Â
Namun, usahanya ternyata tidak sia-sia. Murid disekitarnya pun mulai memihak pada Ahya, memberi tahu pengawas bahwa Arga memang ingin menyontek. Raut wajah Arga dipenuhi dengan ekspresi tidak percaya dan mulai melindungi dirinya sendiri. Sampai akhirnya Arga dan Ahya dipanggil ke ruang BK.
Setelah pulang sekolah, Ahya pergi ke kamar mandi dan ternyata Arga sudah menunggu kedatangannya dan mulai menahan Ahya di kamar mandi. "Biar apa lo kayak gitu?" amarah Arga mulai tak terbendung. Tapi, mengetahui bahwa Ahya berada di sisi yang benar, Ahya pun akhirnya berani melawan.Â
"Saya capek tau sama kamu. Udah hampir setahun saya dimanfaatin. Saya capek udah berusaha mengorbankan waktu, kamu malah seenaknya minta jawaban. Kalo pengen nilai itu belajar bukannya nyontek. Kalo kamu emang peduli sama nilai kamu, kenapa gak usaha?" ucap Ahya, suaranya begitu lantang terdengar hingga luar.
Arga tak tahu harus seperti apa, dia merasa frustasi lalu pergi keluar dari kamar mandi. Ahya pun keluar dari kamar mandi. "Nah gitu dong, kan keren." suara yang tidak asing terdengar oleh telinga Ahya, Cello sudah menunggu di luar kamar mandi. Ahya hanya bisa tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya, "Hehe."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H