Kementrian pendidikan,kebudayaan,riset,dan teknologi (Kemdikbduristek) menyatakan sebanyak 13,33% lulusan perguruan tinggi masih berstatus pengangguran Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS),pada bulan Agustus 2022, angka pengangguran terbuka mencapai 6,26% atau sekitar 8,8juta orang.Dari jumlah tersebut,sekitar 3,5 juta orang adalah lulusan perguruan tinggi (sarjana dan diploma)..Lulusan sarjan dan diploma masih mendominasi jumlah penganggura di indonesia.Hal ini bisa terjadi karena kurang sesuainya kemampuan dan skill yang dimiliki seseorang dengan lingkungan sekitarnya.terlebih lagi pendidikan perguruan tinggi biasanya hanya ada di perkotaan,sehingga membuat orang yang hidup di pedesaan harus membuka diri kembali di lingkungan perkotaan namun harus siao menerima kembali gaya hidup di desa asalnya.menurut pengalaman saya selama tinggal di desa orang yang selesai menganut perguruan tinggi saat kembali ke kota asal gaya hidupnya sealama berada di perkotaan terbawa sehingga sulit di terima oleh kalangan masyarakat sekitar.Faktor lain juga yaitu dimana orang yang tidk kuliah misalnya lulusan SMA dan SMP sudah beradaptasi lebih lama dengan masyarakat yang membuat orang perantauan dari perkotaan tertinggal.
 Masih menjadi pertanyaan juga sebenarnya para mahasiswa menjalani kuliah untuk mencari ilmu atau untuk menunjang bisa mendapat pekerjaan di masa depan.Sebagian berpandapat bahwa kuliah hanya memberikan kesempatan kepada seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup.Biasanya mahasiswa yang mengejar ilmu dalam perkuliahan akan meneruskan pendidikannya hingga S3 atau sampai bergelar profesor.Lalu bagaimana dengan orang yang mementingkan pekerjaan?apakah lebih baik memulai mengasah bakat sejak lulus SMP atau SMA?.Secara para pengusaha yang memiliki penghasilan tinggi keebanyakan bukan lulusan perguruan tinggi.Dalam hal ini ada beberpa teori antara lain, lulusan perguruan tinggi kurang minat menjadi pengusaha atau kurang mampuya lulusan perguruan tinggi bersaing dengan pengusaha lain yang sudah lama menganut di bidang perusahaan.Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah kemampuan yang belum matang atau lulusan universitas di Indonesia yang kurang berkualitas?.Faktanya reputasi kampus menjadi salah satu faktor yang menentukan bagi sebuah perusahaan saat mencari pekerja.
 Berikut beberapa penyebab pengangguran lulusan sarjana di Indonesia:
1.Kesenjangan antara pendidikan dengan dunia kerja.
2.Kurangnya lowongan kerja namun sangat banyak pencari kerja
3.Informasi yang masih sulit di telusuri
4.Terlalu pilih-pilih pekerjaan
5.Kurang kreatif dalam membuat CV
6.Orientasi yang keliru
7.Belum mengerti betul apa yang diinginkan.
 Penyebab di atas tidak sepenuhnya murni menyebabkan para lulusan sarjana di Indonesia menjadi pengangguran,rintangan dari perusahaan sendiri terkadang juga ada misalnya perusahaan yang mementingkan orang terdekat atau perusahaan yang mempunyai kerja sama turun temurun.Hal tersebut sangat lumrah terjadi di dunia perusahaan.Mengenai penyebab di atas terdapat sebuah penyebab yang mana kurangnya lowongan pekerjaan,hal ini membuat permasalahan baru apakah harus mengutamakan penambahan lowongan pekerjaan agar orang dengan kemampuan standard bisa mengambil kesempatan lebih banyak atau harus meningkatkan kualitas para lulusan agar dapat bersaing lebih luas di dunia pekerjaan luar.
 Mungkin jika sistem pendidikan ingin menjamin para mahasiswa lebih mudah mendapat pekerjaan bisa dilakukan dengan mengasah minat bakat lebih dini lagi misalnya dari jenjang SMP.Karena yang di butuhkan lingkungan industri yaitu bakat dari seseorang sedangkan sebagian besar hanya menganut hingga jenjang S1,yang mana kurang lebih hanya mendalami selama 4 tahun yang dirasa itu masih kurang untuk di lingkungan masyarakat.Sedangkan orang yang tidak melanjutkan prndidikan sejak sekolah menengah sudah merasa bahkan dirasa lebih ahli dalam suatu bidang oleh linkungan masyarakat.Namun ada juga sebuah universitas yang sudah menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan yang mana lulusan terbaiknya langsung dikirimkan ke perusahaan tersebut.Tetapi tidak semua universitas memiliki kerjasama demikian lagi lagi mahasiswa dituntut untuk memahami diri agar tidak salah mengambil jurusan yang mana akan menyulitkan diri sendiri untuk menjalani atau bahkan untuk mencari pekerjaan nanti.
 Pada dasarnya untuk mendapatkan pekerjaan atau masa depan yang lebih baik seseorang harus benar-benar serius dengan kemampuan atau target yang di inginkan,ataupun bisa dengan memiliki rencana cadangan jika tidak begitu yakin dengan rencana pokok yang telah di rencanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H