BIMAS KATOLIK KOTA MEDAN ). Pembinaan peserta didik dari berbagai sekolah negeri dan swasta tingkat SMP dan SMA di kuasi St. Fransiskus Xaverius Simalingkar B pada hari Senin, 22 Juli 2024 yang bertajuk, “Umat Berpartisipasi Menghidupi Semangat Moderasi Beragama”.
(Dalam homilinya, RD. Sebastianus Eka Bhakti Sutapa menegaskan agar para peserta didik dimanapun mengenyam Pendidikan sanggup dan berani menjadi pembela dan pewarta iman, sama seperti Maria Magdalena yang kita pestakan hari ini telah dengan gagah berani menjadi saksi utama dan pertama mewartakan kebangkitan Tuhan.
Dia tidak pernah gentar memberikan kesaksian tentang Yesus yang diimani, dia juga tidak pernah mencari kepentingan diri sendiri karena telah dipilih dan dipanggil Tuhan untuk mewartakan Kebangkitan Tuhan. Semua itu dilaksanakan dengan tulus hati.
Hendaknya kesaksian yang sama juga dapat kita lakukan dan hidupi dalam praksis moral sehar-hari. Mari kita lakukan hal-hal yang baik dan benar dan jangan pernah melakukan itu karena ingin mencari muka atau perhatian dari orang lain. Jika kita melakukan sesuatu karena ingin mencari muka maka itu sangat kuat dipengaruhi oleh kuasa setan, apalagi jika kita sampai terjerumus pada tindakan amoral, dosa, tegas Parokus yang senang tinggal di pondok sederhana.
Menyambung harapan Pastor Eka, Ibu Pinta Omastri Pandiangan, MSP selaku Penyelenggara BIMAS Katolik Kementerian Agama Kota Medan dalam sambutan dan pemaparannya menegaskan beberapa contoh konkrit dari semangat berpartisipasi hidup menggereja yang berdampak pada penegakan toleransi beragama, misalnya tidak menggoda mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa dengan sengaja makan dan minum dihadapannya.
Tidak mengikuti kebaktian agama lain hanya karena ingin menghargai dan menghormati mereka. Bukanlah demikian caranya, kita harus tetap militan pada ajaran agama masing-masing tanpa harus mengganggu agama lain. Maka bersikap fanatik pada agama yang dianut boleh-boleh saja , yang tidak boleh itu adalah fanatisme yang menganggap agamanya paling benar dan tidak bisa lagi melihat kebenaran pada agama atau keyakinan agama lain. Oleh karena itu, jadilah anak-anak Katolik yang bangga pada agamamu namun tetap harus menghormati dan menghargai agama lain, tandasnya mengakhiri sesi pemaparannya.
Melengkapi semangat moderasi beragama dan bagaimana umat katolik berpatisipasi dalam hidup menggereja, RD. Eka menghimbau agar peserta didik yang berjumlah 36 “Rajin ke gereja setiap minggu.” Inilah tindakan partisipasi kalian yang sangat riil. Lalu setiap kali anak-anaku ke gereja, “Janganlah seperti orang Farisi yang suka memperlihatkan kesalehan di luar tetapi hatinya tidak murni. Mereka memperlihatkan sikap saleh untuk mendapat pujian dari orang lain, tetapi tidak sungguh-sungguh menghayati iman mereka.” (Matius 23:27-28). Sikap demikian bukanlah ciri seorang Katolik.
Pada sesi acara penutup disepakati dua hal yang menjadi follow up dari kegiatan pembinaan, pertama Parokus St. Fransiskus Xaverius Simalingkar B sangat mengharapkan agar seluruh peserta didik baik yang di negeri atau swasta yang ada di wilayah Simalingkar B mengagendakan misa terjadwal. Kedua, agar peserta didik menggunakan Notes Kebaktian sebagai sarana meningkatkan semangat ke gereja setiap minggu, tandas ibu Penyelenggara mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pembinaan yang berlangsung di lapangan terbuka. ( Hamma Sitohang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H