Mohon tunggu...
Humaniora

Pendidikan Politik Kuncinya

6 September 2017   21:07 Diperbarui: 6 September 2017   21:39 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penyatuan antara agama dan politik memang menjadi perdebatan yang belum terselesaikan hingga sekarang ini. Banyak sekali aliran-aliran yang ingin memisahkannya dan ada pula yang menggabungkannya. Namun secara tidak langsung hampir seluruh aspek kehidupan manusia pasti bersinggungan dengan proses dan keputusan-keputusan politik. Semua itu merupakan cara atau teori saja, pasti dibalik semua itu terdapat organ yang melakukan cara tersebut, yakni partai politik. Organ inilah yang beran aktif dalam berpolitik.

Partai politik adalah organnya dan politik adalah caranya. Dari sinilah semua itu dimulai, partai politik dengan cara yang digunakan tentu memiliki visi dan misi yang besar, terlebih kepada apa yang ingin dicapai dan telah disepakati bersama. Partai poliitik ini tidak akan berjalan kalau tidak berpolitik, sehingga politik disini memiliki fungsi banyak sekali, tergantung pada apa yang telah disepakati bersama tadi.

Cara inilah yang secara tidak langsung mendapat sorotan dari seluruh warga masyarakat, maka tidak menutup besar kemungkinan dalam menentukan arah politik banyak yang tidak sepakat, sehingga mereka memisahkan diri dan membentuk organ sendiri sesuai cara-cara (politik) yang telah disepakati. Karena mendapat sorotan tajam dari masyarakat, mereka dapat menilai bagaimana organ ini berkontribusi kepada mereka. Permasalahannya adalah cara-cara ini yang digunakan untuk meraih kekuasaan belaka, setelah jadi dan diangkat mereka lupa kepada masyarakat. Cara demikian inilah yang jarang sekali diperhatikan oleh pelaku.

Kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Banyak sekali faktor-faktor yang perlu sekali diperhatiakan, pertama adalah struktur, maksudnya adalah jajaran atau pemimpin dan seluruh anggota dari organ tersebut itu seperti apa dalam menentuka langkah-langkah berpolitik yang akan dicapai. Disini semua bermula niatan-niatan seperti apa yang diinginkan oleh mereka, ada yang membangun dan ada pula yang menyimpang.

Kedua adalah substansi, maksudnya penanaman norma-norma atau kaidah-kaiad yang telah ada, tertama pada peraturan yang tidak tertulis yang semua itu bermuara pada moral setiap anggota organ-organ tadi, banyak yang membangun juga banyak sekali yang menyimpang. Ketiga adalah budaya, dimana hal ini terkait seluruh instrumen organ-organ politik tadi. Budaya inilah yang berhubungan erat sekali dengan tata cara mereka berpolitik yang lebih terpengaruhi oleh budaya yang dibawanya ketika berkarir dipolitik. Dari budaya ini semua identitas organ politik dapat diketahui, membangun atau menyimpang.

Jadi penekanan yang dilakukan dari permasalahan ini adalah agama dan politik harus dipisahkan, jangan sampai dicampuradukkan, namun nilai-nilai dari agama inilah yang harus ditanamkan pada setiap anggota, sehingga yang perlu dilakukan disini adalah pendidikan politik, bagaimana etika atau cara-cara berpolitik yang baik dan tidak merugikan berbagai pihak dapat terrealisasikan dengan baik sesuai harapan. Dengan adanya pendidikan politik inilah semua dapat ditanamkan. Terutama pada moral dan etika berpolitik yang baik untuk menampung kepentingan dari masyarakat untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara menjadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun