Mohon tunggu...
Bima Willy Anto
Bima Willy Anto Mohon Tunggu... Lainnya - Syukurilah apa yang telah kau dapat selama ini

Penata Muda Tingkat I pada Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menanti Kemenangan Resmi Cagub dan Cawagub Baru DKI Jakarta

20 April 2017   11:11 Diperbarui: 20 April 2017   11:20 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta hari ini terpantau cukup lancar namun ada beberapa laporan miring saat diadakannya pencoblosan di tiap-tiap TPS. Tentu pihak yang berwajib tidak tinggal diam, pasukan pengamanan telah dikerahkan mengantisipasi hal-hal yang mungkin menggangu kelancaran Pilkada ini. Banyak lembaga-lembaga swasta yang mengadakan Perhitungan Cepat atau quick count dengam mengambil kantong-kantong suara ditiap-tiap TPS yang dipilih. Masyarakat pun melalui media massa (tayang televisi, gawai pintar, dll) menyaksikan perhitungan dan menunggu siapa yang akan menjadi jawara pada Pilkada DKI Jakarta versi hitung cepat.

Sebelum hari-H penyelenggaran pemilu, masyarakat diserbu dengan berbagai tampilan elektabilitas Cagub dan Cawagub dari berbagai lembaga survei yang ada. Hasilnya pun berbeda-beda tiap lembaga survey mengingat bisa saja suatu lembaga survei dibiayai oleh tim sukses masing-masing Cagub dan Cawagub menggiring opini publik untuk tujuan mempengaruhi para pemilih dalam memilih calon pemimpin kepala daerahnya. Terlebih tiap kubu saling menyerang kubu lain dengan isu-isu miring sehingga memperkuat opini terhadap suatu pasangan.

Mengapa hampir semua pihak televisi swasta yang ada di Indonesia menampilkan hasil hitung cepat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta? Bisa jadi Jakarta sebagai pusat jantung kekuatan Indonesia. Gambaran umum mengenai Indonesia dapat dilihat pada bagaimana pengelolaan kepemerintahan pada lokasi pusat pemerintahan nasional. Hal ini menjadikan DKI Jakarta sebagai influencer bagi daerah-daerah dalam bagaimana mengelola suatu wilayah beserta penduduk yang ada didalamnya. Hasil hitung cepat bisa menjadi patokan hasil pemilu yang sebenarnya namun tidak disiplin mati. 

Lihat saja bagaimana Pilpres pada tahun 2004, hasil perhitungan cepat meleset dengan perhitungan yang asli dilakukan oleh KPU. Artinya para pasangan Cagub dan Cawagub tidak boleh melakukan selebrasi terlalu dini mengingat persaingan ketat tiap pasangan dalam kampanye dan menarik simpati masyarakat DKI Jakarta sehingga hasil selisih antara tiap pasangan berbeda tipis. Ingat! Hitung cepat berdasarkan sampel TPS tidak menggambarkan secara persis hasil perhitungan pada seluruh TPS di DKI Jakarta. Keputusan final ada pada hasil perhitungan surat suara resmi oleh KPUD DKI Jakarta

Masyarakat juga harus mengawal bagaimana tahapan perhitungan surat suara mulai dari tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS), RT/RW, Kelurahan, Kecamatan hingga tingkat provinsi. Hasil perhitungan resmi sangat ditunggu bukan hanya masyarakat DKI Jakarta melainkan seluruh masyarakat yang ada di Indonesia. Sebab gaya kepemimpinan dan kinerja nyata ditunggu oleh khalayak luas sebab bisa jadi pemimpin yang berhasil menata dan mengurus DKI Jakarta berpeluang untuk maju dalam pemilihan presiden, memimpin 250 juta masyarakat yang tersebar di wilayah NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun