Mohon tunggu...
Maheswara BimasenaTedja
Maheswara BimasenaTedja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Murid dari Jakarta yang ingin mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Toleransi, Keunikan Indonesia yang Rapuh

19 November 2024   22:14 Diperbarui: 20 November 2024   01:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, kegiatan yang kami sendiri ikuti sangat menarik dan unik. Dengan angin yang menyentuh kulit dengan lembut secara berkala, suasana di pesantren menjadi sangat nyaman seakan kami sedang dalam masa liburan.

Suasana pada malam hari pun tidak kalah dibandingkan dengan siang hari. Gedung olahraga yang dijadikan sebagai aula pentas seni menjadi sangat gaduh dan ramai, bahkan lebih ramai dibandingkan pagi harinya. Malam yang penuh tawa dan riang menjadi seperti suatu taman bermain penuh dengan anak-anak. 

Para santriwati Al-Mizan membawakan tari yang mengalir bagaikan suatu sungai, sementara para santri membawakan tarian yang gagah bagaikan tentara. Kami dari Kolese Kanisius hanya dapat mempersembahkan nyanyian bagi mereka yang sudah melayani kami dan menuntun kami dengan sangat ramah.

Toleransi di Al-Mizan untuk Indonesia

Tentu saja bukan hal tersebut saja yang membuat seluruh kegiatan ini sangat menarik untuk didalami. Alasan utama kegiatan ini dijalankan adalah untuk mengembangkan nilai toleransi dari pandangan agama lain. 

Di Al-Mizan sendiri, toleransi menjadi nilai utama yang ingin dikembangkan dalam jati diri para santri dan santriwati. Demi mencapai hal tersebut, Al-Mizan sudah siap mengikuti arus zaman dan mengimplementasikan berbagai metode-metode yang lebih modern, salah satunya adalah pengenalan terhadap budaya lain secara daring maupun luring. 

Implementasi metode tersebutlah yang dapat mempercepat dan mempastikan tumbuhnya nilai toleransi. Berbagai nilai-nilai yang ingin dikembangkan, terutama toleransi, tidak hanya dapat dikembangkan melalui paparan saja, tetapi melalui interaksi, kolaborasi, dan pengukuhan hubungan sesama.

Hal ini dapat dikembangkan lebih jauh untuk mengakomodasi keunikan dan keragaman dari Indonesia. Warga Indonesia yang sangat beragam perlu mengerti bahwa mereka pun hidup dalam satu masyarakat yang sama. 

Miskonsepsi, miskomunikasi, dan banyak kesalahpahaman pasti akan terjadi, tetapi hal ini tidak boleh menjadi hambatan bagi kita sebagai warga yang memiliki berbagai macam keunikan untuk menyatu, sesuai dengan apa yang dicita-citakan para pemuda yang memperjuangkan kemerdekaan pada masa penjajahan.

Indonesia merupakan suatu negara yang penuh dengan banyak sekali keragaman, salah satunya agama. Hal ini membuat nilai toleransi sebagai suatu nilai yang perlu dikembangkan. Keragaman di Indonesia perlu dijadikan suatu hal yang menguntungkan warganya sebagai keunikan kita semua. Tanpa hal tersebut, nama Indonesia tidak akan dikenal dengan baik secara internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun