Mohon tunggu...
Bima Satya
Bima Satya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Universitas Pamulang

Hai, perkenalkan nama saya Bima Satya, selain hobi menulis saya juga hobi mendaki gunung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Wayang di Kota Tua

24 Oktober 2023   21:25 Diperbarui: 24 Oktober 2023   21:36 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari minggu, tepatnyaa tanggal 24 september 2023.

Kami, segenap mahasiswa semster 3 dan 5 melaksanakan kegiatan nonton bareng wayang Gatot Kaca di wisuda yang bertepatan di museum wayang kota tua, jakarta barat-indonesia.

Tepatnya, pada pagi hari nya kami sekelas dengan tuntunan dan arahan oleh pak Suyatno selaku dosen pembimbing dari kelas 004, berkumpul di pemberhentian kereta commuterline stasiun jakarta kota. Setibanya disana kami bergegas saling tunggu menunggu dan kolektif uang pembayaran untuk ditukar dengan karcis tanda masuk pintu museum wayang, seharga Rp. 3000 rupiah. 

Rute kegiatan ketika sudah memasuki museum hanyalah rutinitas bebas dari para mahasiswa yg menggunakan almameter biru-biru pada hari itu.

Ada yang berkeliling melihat-lihat koleksi wayang-wayang, ada yang membaca-baca sumber data dari setiap jenis jenis wayang, bahkan ada yg hanya berkeliling untuk sekedar berfotoan saja, simpulnya, hari itu penuh dengan semangat para mahasiswa Universitas Pamulang yang ada di Kota Tua saat itu.

Tak terasa, waktu berjalan hingga terdengar arahan dari bapak bapak pemandu, panitia pagelaran dari pertunjukan wayang hari itu, di ikutinya arahan dan petunjuk nya, kami pun masuk ke dalam sebuah ruangan yang bisa disebut sebagai panggung pertunjukan, takjub mata para mahasiswa berbinar-binar kedua matanya. Alat musik nusantara, ukiran khas batik jawa, penampilan para pemain, bahkan suasana kental dari pulau jawa, seketika melekat merasuk seakan-akan kita semua keturunan dari keraton sultan mereka, masyaAllah.. indah sekali negeriku, sangat lah kaya raya budaya nusantara.

Teng deng denggg... Suara gamelan yg diikuti pengiring musik musik tradisional lainnya, yap benar! pertunjukan wayang dimulai.....

SINOPSIS

GATOT KACA WISUDA

OLEH : KI. KASMIN GUNO PRAYITNO

Berawal dari kekosongan raja di Kerajaan Pringgondani, sepeninggalan Prabu Arimbo, yg gugur bertanding dengan Raden Brotoseno, Poro Pandowo ingin mewisuda Raden Gatot kaca sebagai raja di negara Pringgondani..Rencana Wisudan sudah di tetapkan..namun rencana tersebut tercium oleh Prabu Duryudono Raja Hastino, Patih Sengkuni si raja julik mencari cara agar acara wisuda tersebut gagal.

Untuk itu Sengkuni bersama kurowinya pergi ke Kesatriyan Glagah tinunu, di mana Raden Brojo dento berada,, Dengan bujukan halus Sengkuni, bahwa Raden Gatot kaca itu trubusane mungsuh, bagaimana mungkin Di jadikan raja di Pringgondani, dengan rasa yg penuh harap Sengkuni berhasil membujuk Raden Brojodento, untuk tidak mengijin kan Raden Gatot kaca di Wisuda, Raden Brojodento kepingin menjadi Raja di Negara Pringgondani, kedatangan Raden Brojo dento ke Negara Pringgondan, bertepatan dengan acara wisuda Raden Gatot kaca, Akhirnya Raden Gatot kaca menemui Raden Brojo dento, jarene datang dengan kemarahan, maka perang pun tidak Ter elakkan, Raden Gatot kaca kalah bertanding dengan Raden Brojo dento, sikap Raden Brojo musti ( adik Raden Brojodento) tidak rela dengan kekalahan Raden Gatot kaca, maka Raden Brojo musti segera masuk ke Raden Gatot kaca, dan manjing di epek Raden Gatot kaca, Raden brojomusti berpesan bilamana berperang dengan Raden Brojodento, di suruh hantamkan tangan kanannya, ke brojodento.

Akhirnya Raden Brojo dento dan Raden brojomusti gugur,,arwah keduanya Nanjing di epek Raden Gatot kaca sebagai piyandel.." Ilmu Brojodento dan Brojo musthi"..Dengan gugurnya Raden Brojo dento dan Raden Brojo musti, akhirnya Raden Gatot kaca, Jumeneng Balendro di Negara Pringgondani.

Sekiranya, itulah penggalan pemahaman kami berdua, pengalaman kemarin mungkin saja menjadi memori indah berbalut hangatnya darah yang mengalir dinaungi susasana estetika dari tiap sudut ruang museum wayang kota tua....

Rasa syukur, terimakasih kami ucapkan kepada pak suyatno selaku pembimbing kami dalam menjalankan tugas ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun