Mohon tunggu...
Bima Saputra
Bima Saputra Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tantangan Nyata Pendidikan di Era Industri 4.0

14 Januari 2025   19:25 Diperbarui: 14 Januari 2025   19:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Muhadjir Effendy yang dikutip Yusnaini (Yusnaini, 2019) , untuk menembus era 4.0 dalam dunia pendidikan dibutuhkan perbaikan kurikulum dengan meningkatkan kompetensi siswa, meliputi 1) Berpikir kritis; 2) Kreativitas dan inovasi; 3) Keterampilan interpersonal dan komunikasi; 4) Teamwork dan kolaborasi; 5) Percaya diri. Ini adalah modal yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk masuk abad 21 dan mengusai akan bergaul dalam industri 4.0. Urgensi dari perbaikan dan inovasi kurikulum pendidikan adalah untuk membentuk SDM Indonesia unggul, yang tentu saja dapat bersaing pada skala global. 

Globalisasi dengan wajah konsep industry 4.0 memang menuntut manusia untuk kreatif, inovatif dan tangguh. Perbaikan dan inovasi kurikulum pendidikan menjadi langkah strategis untuk menjawab kebutuhan dunia yang terus berubah, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan konsep Industri 4.0. Dalam konteks ini, sistem pendidikan tidak lagi cukup hanya berorientasi pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi harus mampu menciptakan ekosistem pembelajaran yang mendorong pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Kurikulum yang dirancang secara adaptif memungkinkan siswa untuk tidak hanya memahami ilmu secara teoritis, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi praktis yang relevan dengan perkembangan teknologi dan pasar kerja global.

Lebih jauh, inovasi kurikulum harus memperhatikan aspek keseimbangan antara pengetahuan lokal dan global. Siswa perlu dibekali dengan wawasan global agar dapat bersaing secara internasional, tetapi tanpa kehilangan identitas budaya dan nilai-nilai luhur bangsa. Pada 2015 UNESCO menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi sebagai sarana penguatan nilai-nilai budaya lokal, sekaligus membangun kompetensi global untuk menghadapi tantangan dunia modern (UNESCO, 2015). Oleh karena itu, kurikulum berbasis literasi digital, teknologi, dan data menjadi penting untuk menciptakan manusia yang unggul, baik dalam konteks nasional maupun internasional.

Transformasi kurikulum yang menyeluruh adalah langkah strategis untuk membangun fondasi pendidikan yang kokoh dalam mencetak generasi emas Indonesia yang unggul, berdaya saing global, dan berkarakter, sesuai visi SDM unggul Indonesia 2045 yang menekankan pendidikan sebagai sarana pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang relevan dengan tuntutan zaman. Transformasi ini tentu sejalan dengan ide dasar dari Society 5.0 yang lebih menekankan pada kesiapan pemberdayaan manusia untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan pada masa revolusi industri 4.0. Artinya, manusia nanti diharapkan dapat menyelesaikan masalah sosial dengan menyelaraskan nilai-nilai dan layanan yang baru secara masif agar terciptanya kehidupan yang baik, selaras, dan berkelanjutan di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun