Mohon tunggu...
Bima Saputra
Bima Saputra Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pramusaji dan Penagih Hutang

29 Agustus 2023   23:13 Diperbarui: 29 Agustus 2023   23:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terlalu ragu untuk menyapanya, aku terlalu pengecut untuk menyapa dan mengajak bicara seorang gadis . Hal ini berkebalikan dengan pekerjaanku sebagai penagih hutang yang selalu gahar tiap kali berhadapan dengan nasabah yang telat membayar hutang.

Aku terpaku di lantai toko yang dingin, aku tak mampu menyapanya! Si gadis teh hijau hanya berdiri tegak memandang hujan sambil sesekali memandang kearahku. Mungkin dia terlalu takut duduk di emperan toko. Mungkin ia takut kepadaku!

Aroma teh hijau, menari-nari. Ia terus-terusan menusuk indera penciumanku. Membuat jantungku berdebar, aku khawatir aku mengalami serangan jantung dan mati di usia dini. tapi, aku ingin mendekati dia. Sial! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun