Aku terlalu ragu untuk menyapanya, aku terlalu pengecut untuk menyapa dan mengajak bicara seorang gadis . Hal ini berkebalikan dengan pekerjaanku sebagai penagih hutang yang selalu gahar tiap kali berhadapan dengan nasabah yang telat membayar hutang.
Aku terpaku di lantai toko yang dingin, aku tak mampu menyapanya! Si gadis teh hijau hanya berdiri tegak memandang hujan sambil sesekali memandang kearahku. Mungkin dia terlalu takut duduk di emperan toko. Mungkin ia takut kepadaku!
Aroma teh hijau, menari-nari. Ia terus-terusan menusuk indera penciumanku. Membuat jantungku berdebar, aku khawatir aku mengalami serangan jantung dan mati di usia dini. tapi, aku ingin mendekati dia. Sial!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H