Mohon tunggu...
M.F.A. Bima Sakti
M.F.A. Bima Sakti Mohon Tunggu... Penulis - Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Digitalpreneur

Terus tumbuh dan berkembang 1% setiap hari secara konsisten.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Demokrasi Inklusif: Mewujudkan Kesetaraan Akses Pendidikan di Seluruh Negeri

23 Januari 2024   20:07 Diperbarui: 23 Januari 2024   20:13 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh: Bima Sakti

Demokrasi sejatinya bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sebuah prinsip sosial yang mempromosikan kesetaraan, keadilan, dan partisipasi bagi seluruh warga negara. 

Salah satu ranah penting dalam mewujudkan demokrasi yang inklusif adalah melalui penyelenggaraan pendidikan yang merata. Artikel ini membahas peran demokrasi inklusif dalam mewujudkan kesetaraan akses pendidikan di seluruh negeri. 

Demokrasi inklusif memerlukan akses pendidikan yang setara di seluruh negeri. Dalam konteks Indonesia yang beragam, tantangan utama adalah mengatasi disparitas regional dalam penyediaan infrastruktur dan fasilitas pendidikan. 

Pendidikan yang inklusif harus menyentuh semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok marginal seperti anak-anak dengan disabilitas, kelompok etnis minoritas, dan siswa dari latar belakang ekonomi rendah. 

Tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya dalam memastikan semua sekolah, terutama yang berada di daerah terpencil, memiliki fasilitas dan tenaga pendidik yang memadai. Stereotip dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu dapat menjadi hambatan dalam mewujudkan pendidikan inklusif. Penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari prasangka dan diskriminasi. 

Pemerintah perlu meningkatkan alokasi dana pendidikan untuk memastikan setiap daerah mendapatkan dukungan yang memadai. Ini mencakup pembangunan infrastruktur, pelatihan guru, dan penyediaan materi pendidikan. 

Pengembangan program khusus yang mendukung kelompok-kelompok marginal seperti anak-anak dengan disabilitas dan etnis minoritas. Ini mencakup penyediaan aksesibilitas, dukungan khusus, dan kurikulum yang mendukung keberagaman. Mengintegrasikan konsep dan nilai-nilai demokrasi inklusif dalam kurikulum. Ini mencakup pemahaman tentang pluralitas, toleransi, dan menghargai keanekaragaman sebagai bagian integral dari pendidikan. 

Masyarakat perlu terlibat aktif dalam mendukung pendidikan inklusif. Partisipasi orang tua, kelompok masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif. Memanfaatkan media dan teknologi untuk mengatasi kendala geografis dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas. 

Program pembelajaran online dan platform pembelajaran jarak jauh dapat membantu mendukung pendidikan inklusif. Demokrasi inklusif dalam pendidikan adalah landasan bagi masyarakat yang adil dan berkeadilan. 

Dengan memahami tantangan yang dihadapi dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi hambatan, Indonesia dapat mencapai kesetaraan akses pendidikan di seluruh negeri dan mewujudkan demokrasi yang benar-benar inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun