Mohon tunggu...
M.F.A. Bima Sakti
M.F.A. Bima Sakti Mohon Tunggu... Penulis - Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Digitalpreneur

Terus tumbuh dan berkembang 1% setiap hari secara konsisten.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merayakan Kemerdekaan dan Memaknai Merdeka Belajar dalam Pembangunan Pendidikan Nasional

17 Agustus 2023   06:38 Diperbarui: 17 Agustus 2023   06:43 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : M.F.A. Bima Sakti

Hari kemerdekaan Republik Indonesia selalu kita sambut dan rayakan setiap tanggal 17 Agustus. Hari Kemerdekaan adalah Simbol dari perjuangan para pahlawan bangsa yang mempertaruhkan banyak hal demi kemerdekaan bangsa. Makna Kemerdekaan tidak hanya sekadar sebuah peringatan sejarah, melainkan juga menjadi momentum untuk merenungkan dan mengaplikasikan kembali nilai-nilai kemerdekaan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama pendidikan nasional.

Indonesia telah menginjak usia ke 78 pada tahun 2023. Usia yang sudah tidak muda lagi tentu juga harus selaras dengan kemajuan pendidikan negara ini. Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak transformasi dalam konteks pembangunan nasional dalam kurun hampir delapan dekade. Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan makna yang sesungguhnya. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga berarti bebas berpikir, berekspresi, dan berinovasi. Inilah yang menjadi dasar pemikiran di balik konsep "Merdeka Belajar."

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, sejak menerbitkan surat edaran nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan merdeka belajar dalam penentuan kelulusan peserta didik menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan, "Merdeka Belajar" atau "Kebebasan Belajar". Konsep "Kebebasan Belajar", yaitu membebaskan institusi pendidikan dan mendorong peserta didik untuk berinovasi dan mendorong pemikiran kreatif. Konsep ini kemudian diterima mengingat visi misi Pendidikan Indonesia kedepan demi terciptanya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang kehidupan.

Merdeka Belajar adalah gagasan yang muncul untuk menggambarkan pendidikan yang mendorong kemandirian dan kreativitas peserta didik. Konsep ini mengakui bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan cenderung berkembang secara optimal saat diberikan kebebasan dalam proses pembelajaran. Merdeka Belajar menantang paradigma pendidikan tradisional yang seringkali bersifat kaku dan terbatas pada kurikulum formal. Dalam konteks pembangunan pendidikan nasional, Merdeka Belajar menjadi landasan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Pembelajaran tidak lagi terbatas pada ruang kelas, tetapi meluas ke dunia digital dan pengalaman nyata. Merdeka Belajar mengajarkan peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, selalu mencari pengetahuan baru, mengasah keterampilan, dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Merayakan Kemerdekaan Melalui Pendidikan

Peringatan Hari Kemerdekaan bukanlah sekadar seremoni upacara bendera dan kembang api. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk merayakan jiwa nasionalisme dan semangat kebersamaan dalam rangka memajukan bangsa. Salah satu cara untuk merayakan kemerdekaan adalah dengan memaknai pendidikan sebagai sarana untuk menguatkan identitas bangsa, mendorong inklusivitas, dan menghargai keragaman budaya.

Dalam pembangunan pendidikan nasional, penting untuk mengakui bahwa setiap daerah dan komunitas memiliki keunikan sendiri dalam hal budaya, bahasa, dan adat istiadat. Merdeka Belajar telah memperhitungkan faktor-faktor ini dalam merancang kurikulum yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan lokal. Dengan cara ini, pendidikan dapat menjadi alat untuk memupuk rasa cinta tanah air dan toleransi antarbudaya.

Dalam perjalanan kemerdekaan yang telah melintasi beberapa generasi, pembangunan pendidikan nasional muncul sebagai salah satu fondasi utama untuk mendorong kemajuan dan kemandirian bangsa. Konsep Merdeka Belajar menjadi landasan bagi transformasi pendidikan menuju arah yang lebih inklusif, inovatif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Pendidikan tidak hanya menjadi hak, tetapi juga tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi penerus menghadapi tantangan global.

Pilar dari terbentuknya merdeka Belajar adalah Pendidikan yang berorientasi pada siswa, dimana dalam hal ini jika siswa kita ingin menjadi lebih baik maka harus dimulai dari gurunya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah memfokuskan pada pengembangan kualitas dan kapasitas untuk guru. Hal yang telah dilakukan diantaranya yakni Program Guru Penggerak (PGP), Program Sekolah Penggerak (PSP), Program Organisasi Penggerak (POP), Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan Tata Kelola yang baik. Lima pilar ini menjadi tonggak dalam proses kualitas guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun