Mohon tunggu...
Bima Nurmansyah
Bima Nurmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Nama M. Bima Nur Mansyah, dari mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya, Hobi saya membaca buku dan menulis, favorit / kesukaan saya kajian kitab islamiyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relevansi Filsafat Barat Kontemporer Dalam Tantangan Dunia Moderen

20 Desember 2024   18:05 Diperbarui: 20 Desember 2024   18:03 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBAHASAN

Filsafat barat kontempore tetap relevan dalam menghadapi tantangan dunia modern yang kompleks. Pemikiran tokoh -- tokoh seperti Michel Jurgen Habermas memberikan kerangka analisis untuk memahami isu -- isu sosial, politik dan teknologi masa kini.

Foucault, misalnya, dengan konsep "biopolitik" dan "Panoptikon" membantu menjelaskan bagaimana kekuasaan dan pengawasan bekerja dalam era digital di zaman di mana media sosial dan teknologi berbasis data mendominasi, pemikiran ini relevan memahami dampak pengumpulan data massif oleh Perusahaan teknologi besar terhadap privasi dan kebebasan individu.

Hannah Arendt menawarkan wawasan tentang bahaya totalitarianisme dan krisis kemanusiaan. Dalam konteks populisme yang meningkat di banyak negara, pemikirannya meningkatankan kita akan pentingnya ruang publik yang sehat untuk dikursus politik.

Dengan mengaitkan pemikiran filsafat Barat kontemporer dengan isu-isu modern seperti privasi digital, demokrasi, dan disinformasi, kita dapat menggunakannya sebagai alat untuk memahami dan merespons tantangan global yang semakin kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa filsafat tetap menjadi sumber refleksi kritis yang sangat dibutuhkan.

PENUTUP

filsafat Barat kontemporer tetap relevan dalam menghadapi tantangan dunia modern, seperti perubahan teknologi, krisis lingkungan, dan ketegangan sosial. Pemikiran kritis yang ditawarkannya membantu mengidentifikasi akar permasalahan dan merumuskan solusi yang etis dan berkelanjutan. Untuk memaksimalkan kontribusinya, pendekatan interdisipliner dan keterbukaan terhadap perspektif non-Barat perlu diperkuat. Selain itu, pendidikan filsafat harus diintegrasikan ke dalam masyarakat untuk membangun pemahaman kritis dan nilai-nilai universal. Dengan demikian, filsafat Barat tidak hanya menjadi alat refleksi, tetapi juga pemandu untuk navigasi dunia yang kompleks dan penuh tantangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun