Sleman, Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta menggelar acara sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan metode losida di Pendopo Masjid Nuurul Iman Dusun Jongkangan, Tamanmartani, Kalasan, Kab. Sleman , Sabtu (16/12/2023). Kegiatan itu dilakukan bekerjasama dengan Bank Sampah KSM. Ngudi Rejeki yang terletak di Dusun Jongkangan, Tamanmartani, Kalasan, Kab. Sleman. Kegiatan itu diadakan untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah yang awalnya hanya dibuang, menjadi memiliki manfaat dan sebagai tugas akhir mata kuliah proyek social. (Devi Susilandari) selaku pengurus Bank Sampah , Mengatakan bahwa pengelolaan sampah kompos di Dusun Jongkangan masih tergolong kurang. Rata-rata warga hanya membuangnya begitu saja.
Selain melakukan sosialisasi dan pelatihan, pembuatan video company profile juga dilakukan oleh para mahasiswa yang akan digunakan untuk mempromosikan Bank Sampah Ksm Ngudi Rejeki ke platform media online supaya lebih dikenal oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena bank sampah ini kurang dalam melakukan upaya promosi kepada masyarakat terutama dengan pemanfaatan media digital. Sehingga masyarakat yang tergabung dalam Bank sampah tersebut rata rata hanya berasal dari Dusun Jongkangan sendiri
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai pukul 13.00 WIB dengan dihadiri tamu sekitar 50 orang yang merupakan nasabah Bank Sampah KSM.Ngudi Rejeki. Diawali dengan sambutan dari pihak Universitas Amikom Yogyakarta dan pengurus Bank Sampah Ksp Ngudi Rejeki, dilanjut dengan penyampaian sosialisasi yang diisi oleh “Kusnadi” yang merupakan Ketua Forum Lingkungan Hidup (FLH) , penayangan video company profile dan praktik tentang pengelolaan sampah organik menjadi kompos dengan metode losida.
Metode Losida sendiri merupakan cara yang digunakan untuk membuat sampah organik menjadi kompos dengan cara menyediakan pipa yang telah di lubangi di bagian sampingnya. Pipa tersebut tanam kedalam tanah atau lahan pertanian. Sampah organik tinggal dimasukan ke dalam pipa tersebut dan sampah tersebut akan terfermentasi kemudian menjadi pupuk kompos yang siap digunakan untuk tanaman. Pihak panitia telah menyediakan sekitar lebih dari 50 paralon yang akan digunakan sebagai bahan praktik dan disumbangkan kepada para warga untuk dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah organik menjadi kompos.
Warga turut antusias untuk mengikuti kegiatan ini dari awal hingga selesai. “Acara ini sangat bagus karena menambah pengalaman kami untuk mengelola sampah dengan metode losida” (Ungkap Tukiyem) yang merupakan warga dusun Jongkangan.
Acara sosialisasi ini ditutup dengan serah terima piagam kepada pengurus Bank Sampah Ksm. Ngudi Rejeki dan berbagi peralatan untuk metode losida. sebagai bentuk terimakasih atas kerjasama yang telah dilaksanakan dalam kegiatan tersebut.