Mohon tunggu...
Bima Dwi Cahyandaru
Bima Dwi Cahyandaru Mohon Tunggu... Desainer - mahasiswa

Hobi saya sangat beragam dan saling melengkapi. Salah satunya adalah menerbangkan drone, yang memberikan perspektif unik dari udara. Setelah itu, saya suka mengedit rekaman yang saya ambil untuk menghasilkan video yang menarik dan profesional. Selain itu, saya juga menikmati bermain musik, terutama gitar, sebagai cara untuk menenangkan pikiran dan mengekspresikan diri. Ketiga hobi ini memberi saya kebebasan untuk berkreasi dan selalu menemukan hal baru yang menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Hubungan Tempat dan Ekonomi Kreatif dalam Pembangunan Perkotaan

15 November 2024   08:49 Diperbarui: 15 November 2024   08:52 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu kritik utama terhadap creative placemaking adalah risiko terjadinya gentrifikasi, di mana peningkatan nilai properti yang berujung pada pengusiran penduduk berpenghasilan rendah. Selain itu, proyek ini sering kali menghadapi masalah keaslian, karena upaya untuk menciptakan sense of place terkadang gagal memahami budaya lokal secara mendalam. Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa ahli merekomendasikan pendekatan "place-keeping" atau "place-belonging", yang menekankan pentingnya melibatkan komunitas lokal serta mempertahankan elemen sejarah dan budaya yang ada di tempat tersebut.

Kesimpulan
Ekonomi kreatif berbasis tempat memiliki potensi besar untuk merevitalisasi kawasan perkotaan, memperkuat identitas budaya, dan meningkatkan kualitas hidup. Pendekatan yang melibatkan seni dan budaya dalam membangun sense of place memberikan dampak positif, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Namun, agar proyek creative placemaking benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, penting untuk menerapkan prinsip-prinsip inklusivitas dan kepekaan terhadap karakteristik sosial-budaya lokal.

Dengan semakin berkembangnya ekonomi kreatif, kota-kota modern dapat belajar dari contoh keberhasilan dan kegagalan masa lalu. Pengembangan berbasis tempat yang inklusif, adaptif, serta sensitif terhadap kebutuhan masyarakat dan sejarah lokal dapat menciptakan lingkungan yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga membangkitkan keterhubungan emosional yang mendalam, menciptakan kota yang lebih hidup, bermakna, dan penuh inspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun