Relasi Indonesia dengan Timur Tengah: Covid-19

Indonesia merupakan sebuah negara di kawasan Asia Tenggara dengan penduduk kurang lebih sekitar 260 juta jiwa. Jika diruntut secara kuantitas jumlah penduduk, Indonesia telah masuk sebagai negara dengan urutan keempat yang memiliki populasi terbanyak di dunia, yakni dibawah Tiongkok, India, serta Amerika Serikat (Worldometer, 2020). 

Di antara jumlah penduduk yang cukup besar tersebut, mayoritas penduduk Indonesia merupakan pemeluk agama islam. Hal ini tentunya juga mencerminkan bahwa hubungan antara Indonesia dengan negara di kawasan Timur Tengah dapat dibilang cukup erat akibat adanya faktor kedekatan secara emosional serta historis (Sihbudi, 2011). 

Kita juga turut mengetahui bahwa faktor kedekatan emosional, maupun historis yang dimaksudkan oleh penulis berkaitan dengan mayoritas penganut agama di kawasan timur tengah sendiri, yakni agama islam. Dan tak hanya masalah mengenai persamaan agama, apabila kita menilik dari sisi historis selama periode tahun 1000 M hingga 1500 M, jaringan perdagangan maritim yang luas telah terjadi di antara negara di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara (termasuk Indonesia).

Di era modern saat ini, kawasan Timur Tengah merupakan suatu kawasan atau mitra yang cukup strategis bagi Indonesia sendiri. Selain mengenai persamaan dan kedekatan secara emosional maupun historis, kedua budaya antara Indonesia dan Timur tengah juga telah menunjukkan sebuah jalinan budaya yang kuat diantara keduanya. 

Hal ini disebabkan oleh adanya migrasi bangsa Arab yang terjalin akibat adanya hubungan dagang diantara kedua aktor tersebut. Namun penulis sedikit menyayangkan sikap pasif Indonesia dalam menanggapi beberapa isu-isu yang cukup sering muncul di kawasan Timur Tengah, terutama dalam hal saling bahu-membahu untuk menyelesaikan pandemi Covid-19 ini. 

Sebagai salah satu mitra yang strategis bagi Indonesia karena alasan emosional, historis dan juga budaya. Sudah sepantasnya Indonesia juga turut menjalin kerjasama yang erat dalam menangani pandemi Covid-19 ini. Meskipun Indonesia juga mengalami kasus Covid-19 yang cukup besar, Indonesia juga perlu turut aktif dalam membantu upaya penanganan Covid-19 di negara lain, terutama mitra-mitra strategis termasuk negara Timur Tengah. 

Kawasan Timur Tengah sendiri kini juga tengah memasuki masa-masa peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tinggi. Maka dari itu, selaras dengan apa yang diutarakan oleh Ibu Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri dalam webinar yang bertajuk "Indonesia's Foreign Policy in Addressing the Threat of Covid-19" pada 8 Mei 2020 lalu (Dante, 2020), maka Indonesia dapat melakukan upaya diplomasinya dengan 2 cara, yakni Indonesia melakukan upaya maksimal dalam memastikan dan membantu seluruh negara untuk memiliki kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan dalam menanggulangi persebaran kasus Covid-19, baik dilakukan secara bilateral maupun multilateral. 

Dan kedua, yakni menjamin keselamatan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri. Tentu dengan 2 cara yang sudah diangkat tersebut, diharapkan Indonesia juga dapat bisa menerapkannya dalam hubungannya dengan kawasan Timur Tengah yang merupakan mitra strategis Indonesia, yakni saling membantu untuk meringankan segala kesulitan yang dialami oleh kedua belah pihak, dan juga sekaligus menjamin keselamatan kedua warga negara terutama warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di kawasan Timur Tengah. Karena rasa persaudaraan yang dimiliki oleh Indonesia dan Timur Tengah tetap harus dijaga dan dipraktikkan terutama dalam hal saling bantu-membantu di masa pandemi saat ini.

Referensi :

• Worldometer (2020). Countries in the World by Population [online] diakses pada 14 Juni 2020.
• Sihbudi, R. (2011). Indonesia dan Dinamika Politik Timur Tengah (Januari -- November 2011) [online] diakses pada 14 Juni 2020.
• Dante, V. (2020) 2 Prioritas Diplomasi Indonesia di tengah Pandemik Covid-19 [online] diakses pada 14 Juni 2020.