"Asyik banget belajar bareng Laoshe-laoshe dari Taiwan. Kita makin kenal budaya di Taiwan dan asyiknya lagi belajarnya pakai permainan" ungkap Calista kelas 12.2 SMA Cinta Kasih Tzu Chi saat ditanya kesan yang diperoleh pada saat 11 mahasiswa/I Fakultas Ilmu Komunikasi TCUST mengadakan visitasi kelas.
Pada Selasa, 13 Agustus 2024 SMA Cinta Kasih Tzu Chi mendapatkan kunjungan 11 mahasiswa dan 2 dosen fakultas Ilmu Komunikasi TCUST Taiwan. Mereka hadir sebagai bagian dari kolaborasi untuk mengembangkan wawasan global para peserta didik SMA Cinta Kasih Tzu Chi.Â
Pada kunjungan ini, para mahasiswa dan dosen masuk ke kelas-kelas. Mereka melaksanakan pembelajaran yang sangat berbeda dengan praktik pembelajaran biasanya. Dengan menggunakan berbagai alat bantu yang dikemas ke dalam bentuk permainan, pembelajaran yang menggunakan Bahasa Mandarin itu terasa lebih menyenangkan.
Peserta didik sangat antusias menyelesaikan permaian yang hasil akhirmya menggambarkan keberagaman suku budaya di Taiwan. Dengan diskusi yang dinamis, tentu menggunakan Bahasa Mandarin, peserta didik SMA Cinta Kasih Tzu Chi mempelajari kekayaan  budaya sebuah bangsa yang justru ditengah keberagaman tersebut melahirkan solidaritas dan persaudaraan kemanusiaan. Inilah nilai-nilai kewarganegaraan global (Global Citizenship) yang ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran yang diberi topik "Budaya Lokal Bernilai Universal"
Praktik kolaborasi dengan TCUST bagi SMA Cinta Kasih Tzu Chi bak berjumpa dengan saudara tua. Pasalnya SMA Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang sama untuk dihidupi dalam praktik pembelajaran yakni Budaya Humanis.
Kesempatan ini bukan saja memberikan wawasan global dan mengembangkan nilai kewarganegaraan global tetapi juga menumbuhkan inspirasi dalam diri peserta didik untuk mengejar beasiswa kuliah ke TCUST. Untuk diketahui bahwa setiap tahun SMA Cinta Kasih Tzu Chi berhasil meloloskan para siswanya kuliah ke TCUST melalui program beasiswa.Â
"Melalui kegiatan seperti ini saya memperoleh banyak informasi mengenai negara Taiwan dan TCUST. Kalau boleh sih ada kayak gini lagi" kata Stella Amelia siswa kelas 11 yang sangat antusias dalam pembelajarannya.
Banyak manfaat yang kami terima dari praktik kunjungan mahasiswa TCUST ke sekolah kami. Paling tidak ada tiga manfaat besar, yaitu
1. Mengasah keterampilan kolaborasi. Melalui praktik kunjungan ini, peserta didik belajar mengasah kemampuan bekerja sama. Kita tahu salah satu kompetensi abad 21 yang menjadi tuntutan era digital adalah kolaborasi. Kemampuan kerja sama ini akan sangat menentukan luas jaringan (networking) peserta didik
2. Peserta didik makin menyadari bahwa solidaritas international menjadi mutlak untuk terciptanya dunia yang damai. Melalui pembelajaran budaya-budaya lokal Taiwan peserta didik menyadari bahwa keberagaman adalah keniscayaan. Memahami keberagaman adalah langkah awal pada terbangunnya semangat solidaritas kepada orang lain. Tanpa sebuah kesadaran dan penerimaan terhadap keberagaman, solidaritas akan jauh api dari asap.
3. Berani berbagi ke luar negeri. Dengan praktik kolaborasi seperti ini di dalam diri peserta didik tumbuh keberanian menancapkan cita-cita kuliah ke luar negeri bukan hanya belajar mengembangkan diri tetapi juga berbagi potensi. Semangat bekerja sama dengan pihak luar negeri dalam bentuk apapun itu akan menumbuhkan kesadaran bahwa kita ini bagian dari warga negara global.Â
Dunia dengan semesta ini tempat tinggal kita bersama. Semangat "ke-kita-an" bukan "ke-mereka-an" menjadi nilai yang dikembangkan melalui berbagai kegiatan kolaborasi. Salah satunya visitasi mahasiswa fakultas Ilmu Komunikasi TCUST ke SMA Cinta Kasih Tzu Chi. Â Â
Dunia adalah rumah kita. Setiap warga dunia adalah saudara. Itulah semangat persaudaraan insan Tzu Chi. Persaudaraan itu sangat terasa dalam ruang kelas SMA Cinta Kasih Tzu Chi pada saat para mahasiswa dan dosen Tzu Chi University berkunjung dan menyapa para siswa di dalam kelas.Â
Semua itu menunjuk pada nasihat bijak Master betapa pentingnya menyampaikan materi ajar dengan menarik agar menjadi sebuah ajaran. "Ajaran yang sederhana, bila diterapkan secara nyata, maka seperti kitab suci yang dapat bertahan oama dan tak berubah" (Purwanto)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI