Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rasa Syukur Diri Setelah Kunjungan ke Panti Asuhan dan Panti Jompo

17 September 2024   18:35 Diperbarui: 17 September 2024   18:39 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Kasih dengan Anak-anak Panti Asuhan (Sumber Gbr. https://www.tzuchi.or.id/)

Gembira, antusias, gigih dan tampak selalu ceria. Ini adalah gambaran diri peserta didik yang punya rasa syukur dalam hidup. Mengajar peserta didik seperti itu menjadi hal yang paling mambahagiakan. Mereka tidak perlu lagi disuruh belajar akan langsung belajar. Kelas sangat aktif dengan pertanyaan dan jawaban yang produktif. Ya, itu buah dari kesadaran diri sebagai insan pembelajar.

Tapi...mungkinkan itu ada didalam kelas Anda?......Kenapa tidak?

Tapi...dalam kenyataan kelas seperti itu sangat langka. Paling banter dalam 1 kelas ada 1-2 peserta didik yang demikian.

Semangat belajar, kegigihan, antusias dan keceriaan peserta didik banyak kita jumpai di kelas kami. Kami sangat menyadari bahwa semangat belajar, kegigihan dan keceriaan lahir dari hati yang bersyukur dan semangat cinta kasih.

Pertanyaan yang sangat penting untuk kita refleksikan agar tumbuh hati yang bersyukur dalam diri peserta didik adalah "bagaimana kita membangun batin yang bersyukur dalam diri peserta didik?" Kami menyusun program para peserta didik mengunjungi panti asuhan dan atau panti jompo.

Kunjungan ke panti asuhan atau panti jompo menjadi kegiatan praktik baik yang dilaksanakan oleh peserta didik dan pendidik untuk membangun rasa syukur dalam diri mereka. Praktik ini memberikan pengalaman pembelajaran (experience learning) kepada para peserta didik bahwa hidup yang mereka miliki adalah hidup yang layak disyukuri. Peserta didik merasakan kondisi mereka jauh lebih baik daripada kondisi anak-anak di Panti Asuhan. Mereka akan mengalami bahwa begitu banyak anak-anak yang punya hidup tidak seberuntung mereka. Ini akan menjadi pengalaman eksitensial yang mengubah hidup mereka.

Pengalaman yang disertai refleksi seperti ini juga mendorong mereka untuk menjadi pelajar yang lebih bertanggung jawab agar kehidupan yang mereka miliki makin berkembang dan menjadi berkah. Pembelajaran yang berbasis pada pengalaman langsung yang dilanjutkan refleksi menjadi pembelajaran yang tidak sekadar mengembangkan dimensi kognitif alias transfer ilmu belaka melainkan menjadi satu (1) siklus pembelajaran yang melibatkan pengalaman konkret, refleksi, konsep abstrak dan uji coba riil.

Konsep ini dikembangkan oleh David A. Kolb dalam teori Experience Learning dalam buku "Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development." Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall (1984)

Tantangan Yang Dihadapi

Tantangan yang dihadapi saat mempraktikkan kegiatan ini adalah keterlibatan peserta didik yang kurang maksimal. Ada saja peserta didik, melalui orangtua- minta izin tidak mengikuti kegiatan dengan alasan punya kegiatan lain. Keterlibaan yang tidak maksimal dari peserta didik dan orang tua yang tidak mendorong anak-anaknya terlibat menjadi persoalan klasik yang terjadi hampir disemua sekolah pada kegiatan di luar kelas/sekolah.

Untuk mengatasi hal ini kami selalu mempersiapkan peserta didik dan orangatua melalui penjelasan terhadap pentingnya kegiatan ini untuk membangun karakter.

Aksi dan Langkah Konkret

Di dalam melaksanakan kegiatan-apa pun kegiatan itu- kami tidak pernah menggunakan kata WAJIB. Kami selalu memberikan penjelasan kepada orangatua dan peserta didik manfaat dari kegiatan seperti ini. Kendati demikian masih ada orangtua dan peserta didik yang belum menyadari pentingnya kegiatan ini untuk pengembangan karakter anak.

Pentahapan langkah yang kami lakukan yaitu

  1. Kami menjelaskan kepada orangtua peserta didik manfaat kegiatan yang akan kami lakukan. Penjelasan ini biasanya kami laksanakan pada awal tahun pelajaran.
  2. Pendidik yang menjadi penanggung jawab sudah menyusun rancangan kegiatan (tempat,waktu dan acara)
  3. Guru penanggung jawab menyusun tim yang terdiri dari para pelajar. Tim ini akan mendetailkan kegiatan kunjungan termasuk sumber dana yang dibutuhkan
  4. Guru penanggung jawab menghubungi panti asuhan yang akan kami kunjungi dan acara yang akan kami laksanakan
  5. Pada saat yang telah ditentukan peserta didik melakukan kunjungan
  6. Setelah kunjungan, peserta didik membuat refleksi agar kegiatan ini bermakna dalam arti bermanfaat bagi pengembangan karakter peserta didik

Kunjungan ke panti asuhan atau panti jompo hanya melibatkan siswa pada kelas tertentu misalnya kelas 10 atau 11.

Kegiatan kunjungan ini peserta didik bukan hanya memberi bingkisan kepada anak-anak panti asuhan. Mereka juga membuat acara hiburan seperti bermain games, menggambar, mewarnai gambar, bernyanyi bersama.

Bingkisan yang diberikan kepada anak-anak panti asuhan dikumpulkan dari dana yang dicari/dikumpulkan oleh peserta didik. Mereka menggalang dana dengan berbagai cara. Misalnya jualan di sekolah. Oh ya kebetulan sekolah kami punya alat membuat kopi dan minuman. Mereka mencari dana dengan jualan yang dilakukan pada saat istirahat. Selain melalui jualan mereka mengumpulkan dana dengan cara menyisihkan dari uang jajan mereka setiap hari.

Kegiatan kunjungan ke panti jompo sedikit berbeda dengan kegiatan kunjungan ke panti asuhan. Di panti jompo peserta didik lebih banyak melakukan aktivitas yang menghibur. Misalnya main games, menyanyi, mendengarkan cerita dari penghuni panti jompo, mijitin dan sebagainya.

Refleksi yang dibuat anak anak setelah ke panti jompo pun berbeda. Anak-anak lebih merasa kasihan kepada orang-orang tua yang ada di panti dan berkehendak akan merawat orangtua mereka di rumah ketika orangtua mereka sudah tua.

Refleksi Hasil dan Dampak

Kunjungan ke panti asuhan dan panti jompo membuat anak-anak lebih mampu bersyukur atas kehidupan yang mereka miliki. Rasa syukur ini membuat anak-anak makin giat belajar dan menggunakan waktu sebaik mungkin. Rasa sayang mereka kepada orangtua pun makin besar. Kegiatan seperti ini sangat disenangi oleh orang tua. Beberapa orang tua sering mengingatkan sekolah kapan kegiatan kunjungan ke panti asuhan atau panti jompo dilaksanakan. Malahan diantara mereka ada yang ikut mendampingi saat kunjungan ke panti.

Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Kegiatan kunjungan ke panti asuhan dan panti jompo sarat dengan nilai-nilai moral dan karakter positif. Dimensi Beriman, Bertaqwa Kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia dengan elemen akhlak pada manusia menjadi dimensi yang paling mononjol dihidupi dengan subelemen berempati kepada orang lain.

Pada dimensi bergotong royong, peserta didik menghidupi elemen kepedulian dengan subelemen tanggap terhadap lingkungan sosial.

Kunjungan ke panti asuhan atau ke panti jompo bisa menjadi praktik pembelajaran yang bebasis pengalaman (experience learning) sekaligus reflektif. Artinya peserta didik belajar dengan cara mengalami dan merefleksikan. Pengalaman belajar inilah yang sangat menentukan efektifitas pendidikan karakter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun