Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budi Pekerti sebagai Inti dan Budaya Humanis sebagai Dasar Pembelajaran di Sekolah

4 Mei 2024   15:50 Diperbarui: 4 Mei 2024   15:53 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Siswa merangkati bunga dalam pembelajaran Budaya Humanis (Dok.Pri)

Pada saat kami duduk menghadap Master Cheng Yen, salah satu ungkapan hati yang sangat menyentuh saya diantara nasehat bijak beliau mengenai praktik pembelajaran yang kami lakukan di sekolah adalah berikut ini. "Masyarakat tidak kekurangan sebuah sekolah. Tetapi kekurangan sebuah sekolah yang menjadikan budi pekerti sebagai inti dan budaya humanis sebagai landasan dasar"

Perubahan saat ini terjadi begitu cepat. Teknologi berkembang sangat pesat. Tuntutan masyarakat terhadap sekolah pun berubah. Institusi keluarga sebagai pendidik etika dan moral pun goyah. Masyarakat menyerahkan pendidikan anak mereka secara menyuluh kepada sekolah. Sekolah tidak cukup menjadi lembaga sosial yang meneruskan budaya, karena budaya telah berubah. Budaya bajik dan nilai luhur mulai luntur di dalam kehidupan masyarakat. Tidak mengherankan kalau banyak sekolah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Tetapi anehnya muncul sekolah baru yang menawarkan sesuatu yang baru.

Sekolah Tzu Chi dimanapun didirikan selalu berpegang teguh pada keyakinan Master Cheng Yen bahwa "Pendidikan adalah suatu upaya menjernihkan hati dan pikiran manusia. Jika dilakukan dengan baik pendidikan adalah sumber harapan dan kekuatan untuk menstabilkan masyarakat" Misi pendidikan Tzu Chi yaitu menghargai kehidupan dan meneguhkan kemanusiaan. Di mana pun Anda menjumpai sekolah Tzu Chi, Anda akan menemukan motto yang mengingatkan kepada semua guru bagaimana mereka harus memperlakukan siswa, yaitu cinta kasih, welas asih, suka cita dan keseimbangan batin. Tutur kata dan perilaku guru yang berbudaya humanis akan mewujudnyatakan tujuan pendidikan Tzu Chi yang memfokuskan pada pendidikan karakter, pendidikan kehidupan dan pendidikan yang komprehensif.

Budaya humanis adalah akar dari semua pembelajaran baik pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas (intrakurikuler) maupun di luar kelas (ko atau ekstrakurikuler). Guru-guru harus bisa melaksanakan pembelajaran dengan landasan budaya humanis. Lalu muncul pertanyaan, apa itu budaya humanis dan bagaimana mempraktikkan di dalam pembelajaran?

Apa itu Pendidikan Budaya Humanis?

Pendidikan budaya humanis mendidik peserta didik memiliki hati penuh syukur, suka cita dan cinta yang besar sehingga bisa mempraktikkan cinta tanpa pamrih. Pendidikan ini secara sangat sederhana disebut pendidikan budi pekerti dan karakter. Peserta didik mempunyai tutur kata yang santun dan perilaku moral yang baik.

Profil peserta didik yang berbudaya humanis bisa digambarkan kurang lebih sebagai berikut. Mempunya relasi dengan diri sendiri yang baik. Ia memiliki penghargaan terhadap diri sendiri yang tinggi sehingga akan bertutur kata yang baik, berpakaian yang rapi dan berpola hidup yang sehat. Ia memiliki relasi dengan orang lain yang baik. Hal ini ditandai dengan kepatuhan terhadap aturan yang ada. Ia akan menghargai orang lain dengan segala karakteristik perbedaannya. Relasi dengan masyarakat pun demikian. Ia akan mempunyai hati yang tergerak membantu orang lain, memperjuangkan kedamaian masyarakat. Relasi terhadap semesta pun akan sangat baik. Misalnya ia tidak akan membuang sampah sembarangan bahkan lebih dari pada itu ia akan menghargai alam semesta, termasuk bervegetarian. Profil peserta didik ini bisa kita jabarkan sesuai dengan tingkat usia dan satuan pendidikan. Pada prinsipnya di sekolah Tzu Chi mengarahkan pendidikan tingkat dasar sebagai upaya memberikan pendidikan keterampilan hidup, tingkat menengah memberikan pendidikan arah hidup yang benar dan pada tingkat tinggi (universitas) memberikan pendidikan untuk bertanggung jawab terhadap misi hidupnya.

Gambar. Siswa merangkati bunga dalam pembelajaran Budaya Humanis (Dok.Pri)
Gambar. Siswa merangkati bunga dalam pembelajaran Budaya Humanis (Dok.Pri)

Bagaimana Budaya Humanis dipraktikkan?

Budaya humanis Tzu Chi dipraktikkan ke dalam empat komponen besar.

  1. Kurikulum
  2. Kegiatan
  3. Lingkungan
  4. Aturan

Pada sharing ini saya tidak akan menjabarkan isi keempat komponen besar tersebut. Yang sangat penting adalah keempat komponen tersebut digerakkan oleh guru-guru yang menjadi model dan teladan. Guru Tzu Chi tidak hanya mengajarkan mengenai tata krama dan sopan santun melainkan menjadi contoh dan teladan dalam bertata krama dan sopan santun. Guru Tzu Chi tidak hanya mengajarkan peserta didik berpakain rapi tetapi menjadi contoh berpakaian rapi.

Buku Pedoman Guru Humanis

Betapa pentingnya buku Pedoman Guru Humanis, Master Cheng Yen pada saat memberi wejangan kepada kami menyampaikan bahwa buku ini (Pendoman Guru Humanis) adalah inti dari pendidikan budaya humanis. Setiap guru akan menjadi guru budaya humanis ketika tidak henti mempelajari dan melatih dari sebagaimana dituliskan pada buku tersebut.

Pemahaman guru terhadap budaya humanis dan mampu mempraktikkan adalah proses pelatihan dan pembelajaran yang tidak pernah berhenti. Kami sebagai guru di Tzu Chi sangat beruntung karena kami mempunyai buku yang berisi mantra-mantra bagaimana menjadi guru yang berbudaya humanis. Buku ini sungguh bagai harta terpendam yang untuk memilikinya kami harus berani merelakan harta berupa waktu, dan tenaga guna mempelajarinya. Buku ini berjudul "Pedoman Guru Humanis" Buku yang berisi kumpulan tulisan Master Cheng Yen yang sangat komprehensif mengulas budaya humanis dari segi filosofi, moral dan praktik sosial.

Gambar. Buku Pedoman Guru Humanis (Dok.pri)
Gambar. Buku Pedoman Guru Humanis (Dok.pri)

Buku ini menjadi kitab suci bagi para guru Tzu Chi untuk menjadi guru humanis sehingga bisa menjadi model dan teladan bagi para peserta didik. Peserta didik bisa menunjukkan karakter budaya humanis dalam kehidupan sehari-hari karena guru memberi contoh, menjadi teladan budaya humanis bagi peserta didik. Seperti yang disampaikan oleh Paus Fransiskus, "Tindakan berbicara lebih kuat daripada kata-kata"

(Purwanto_Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi_Sharing ini adalah tulisan kedua saya dalam rangka merefleksikan perjalanan pulang ke kampung halaman batin di Hualien Taiwan berjumpa dengan pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun