Dengan keyakinan dasar bahwa modul ajar akan memberi kepastian keterlaksanaan pembelajaran di kelas kendati guru diganti oleh guru lain, maka modul ajar memiliki tampilan yang berisi pentahapan pembelajaran yang sangat detail alias operasional.
Merancang modul ajar menjadi awal pembelajaran. Guru yang merancang modul ajar dipastikan memiliki gambaran yang lebih operasional mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dari modul ajar ini tampak bagaimana pembelajaran akan terjadi di dalam kelas. Apakah  pembelajaran itu akan menyenangkan atau tidak, sudah tampak melalui modul ajar.
Dengan karakteristik seperti itu, modul ajar memiliki jumlah halaman yang jauh lebih banyak dibandingkan RPP yang dikeluhkan oleh guru. Bisa dipastikan para guru mabok ketika harus membuat modul ajar. Pelatihan kurang. Pengetahuan sangat minim. Yang kemudian terjadi adalah guru memindai modul ajar dari internet. Jauh dari maksud dan arah perubahan kurikulum.
Modul ajar paling sedikit mempunyai 10 komponen. Saya menyebut paling sedikit karena modul ajar bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan (karakteristik) satuan Pendidikan. Berikut ini 10 komponen modul ajar: Identitas Modul, Capaian Pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila, Kompetensi Awal, Asesmen dilengkapi rubrik, Remedial/Pengayaan, Persiapan Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran (dilengkapi materi), dan Refleksi.
Dari komponen yang ada di modul ajar, pembuatan modul ajar akan menghabiskan waktu lebih banyak dibandingkan pembuatan RPP. Pembuatan modul ajar pun tidak lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan RPP. Walaupun saya tidak juga mengatakan lebih sulit.
Sebagai guru di era kurikulum Merdeka yang mensyaratkan modul ajar dalam menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka guru punya kewajiban mutlak membuat modul ajar. Kewajiban ini akan menjadi sebuah daya dorong yang menyengkan ketika kita memandang sebagai pembelajaran. Mari kita terus belajar agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan baik bagi peserta didik maupun bagi pendidik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H