Indonesia negara kepulauan. Pulau-pulau dipisahkan sekaligus dihubungkan oleh laut. Laut menjadi sumber daya alami yang mampu meningkatkan devisa dan pendapatan asli daerah. Tiap daerah dipastikan punya wisata pantai yang memesona. Pantai mengajarkan kebijaksaan hidup.
Setiap saya tinggal di suatu tempat, wisata pantai menjadi pilihan utama saya. Pada saat saya tinggal di Lampung beberapa wisata pantai menjadi pilihan saya antara lain Pantai Pasir Putih, dan Pantai Tanjung Selaki. Kedua pantai ini mudah dijangkau dan bersih. Ombak laut yang putih bersih, tidak terlalu tinggi dan dataran pantainya tidak berbahaya untuk bermain. Rasanya main di pantai mampu melepaskan kepenatan dan tekanan persoalan hidup.
Bukan hanya itu, pantai bagi saya mengajarkan kebijaksanaan hidup. Ketika saya duduk di pantai memandang hamparan luas air laut yang dibatasi horizon langit, saya merasa sangat kecil. Kecil banget. Pada saat itu saya menyadari menjadi manusia haruslah dijalani dengan rendah hati dan kebaikan. Kita ini terlalu kecil di tengah semesta yang maha luas. Laut memberikan kesadaran kerapuhan kita sebagai manusia.
Selain kesadaran kecilnya kita sebagai manusia, laut juga mengajarkan kepada saya betapa Allah itu maha dahsyat. Allah menciptakan laut yang begitu luas dan besar. Terbayang kengerian yang ditimbulkan laut pada saat gelombang besar atau tsunami. The power of God tersembunyi dibalik keindahan laut.
Ketika saya tinggal di Yogyakarta sebagai mahasiswa, saya sering mengunjungi pantai Baron, Pantai Parang Tritis, dan beberapa pantai di Wonosari. Sungguh memesona dan menimbulkan daya imajinasi yang luar biasa ketika memandang air laut dan merasakan hembusan angin pantai dengan suara deru ombak yang ditimbulkan. Banyak kenangan yang tidak terlupakan dengan beberapa wisata pantai di Wonosari dan Jawa Tengah.
Sekarang saya tinggal di Jakarta. Pantai Ancol paling dekat dengan tempat tinggal. Untuk sampai ke Pantai Ancol dan juga Pantai Mutiara, saya hanya butuh waktu 20 menit. Ketika rutinitas pekerjaan mulai menjadi jerat yang mematikan kreativitas, dan kebosanan mulai merasuki darah dalam tubuh, saya sempatkan pergi ke Pantai Ancol atau Pantai Mutiara.
Saya tidak turun ke pantai. Saya hanya duduk memandang hamparan air laut dengan putihnya ombak serta suara menderu yang ditimbulkan oleh benturan air dan angin, terasakan daya positif bangkit dalam diri saya. "Sesungguhnya aku ini teramat kecil, dan Tuhan telah memberi begitu banyak kepada saya"
Pikiran seperti itu paling sering saya alami ketika duduk di tepi pantai. Dan saya sangat senang dengan pikiran itu; malah terkadang imajinasi saya melayang ke dunia ide kreatif. Saya mendapatkan gagasan baru untuk melakukan aktivitas baru dalam hidup saya agar hidup menjadi berkualitas baik bagi diri sendiri maupun orang lain.