Mudik lebaran ke kampung halaman selalu menjadi kerinduan setiap orang rantau. Menurut Menteri Perhubungan, Bapak Karya Sumadi jumlah pemudik lebaran tahun 2023 diperkirakan mencapai 123 juta orang. Jelas banget bahwa sebagain besar warga negara Indonesia adalah perantau. Mengapa mereka mudik ke kampung halaman pada saat lebaran hari raya Idul Fitri dan hari raya lain, tentu banyak alasan.
Â
Baga Juga:
Lebaran Ajang Mengikat Kembali Tali Persaudaraan yang Pernah Putus
Kerinduan terhadap kampung halaman menjadi daya tarik kuat bagai magnet yang menarik warga untuk kembali ke kampung halaman beberapa saat. Di kampung halaman, pemudik menimba kembali sumber kehidupan. Kiranya ungkapan ini tidak teramat istimewa karena  alasan berikut ini.
Pulang ke kampung halaman untuk mengobati rasa rindu kepada orang tua. Yang rindu bukan hanya anak yang lama meninggalkan orang tua di kampung halaman, tetapi juga orang tua tentu sangat merindukan anaknya. Kerinduan kepada orang tua inilah yang menjadi magnet terbesar bagi para rantau untuk mudik pada lebaran.
Kerinduan ini adalah dahaga batin yang akan mendapatkan kelegaan ketika bertemu kembali dengan orang tua. Seperti seorang anak merasakan begitu nyaman di pangkuan ibunya, demikian para rantau mendapatkan kesegaran kembali dalam hidupnya ketika bisa kembali bertemu dengan orangtua.Â
Orangtua tentu saja merasakan rindu yang teramat mendalam setelah ditinggal beberapa tahun oleh anaknya yang bekerja di kota atau daerah lain. Memberi kelegaan kepada orang tua untuk mengungkapkan kerinduan adalah bentuk hormat, sekaligus bakti  anak kepada orang tua. Karena itu pulang ke kampung halaman juga menjadi bentuk hormat bakti anak kepada orang tua.
Pemudik yang telah bertemu dengan orang tua di kampung halaman akan merasakan kebahagiaan dan kelegaan batin. Kepuasan batin ini adalah sumber energi kehidupan yang memberi kekuatan untuk kembali berjuang dan bekerja lebih baik di kota atau daerah lain.
Kerinduan Kepada Suasana Kampung
Harus diakui bahwa masyarakat Indonesia pada dasarnya masyarakat yang menghidupi nilai-nilai tradisi dan budaya daerah asal. Kampung halaman adalah rumah awal bagi para rantau. Di kampung itu mereka lahir, tumbuh dan berkembang. Mereka dibentuk oleh tradisi, kebiasaan, cara hidup dan lingkungan kampung.
Memang benar sekarang keadaan telah berubah. Para perantau hidup dengan tingkat perekonomian yang lebih baik (harapannya). Namun, spirit (semangat) daerah yang telah lama membentuk dirinya dan nilai-nilai yang selama ini dihidupi tidak pernah hilang dengan perkembangan ekonomi yang diraih.
Ketika para pemudik pulang kampung sesungguhnya mereka ingin memuaskan rasa rindu terhadap nilai-nilai, kebiasaan dan suasana kampung halaman yang telah membentuk hidupnya. Nilai-nilai, kebiasaan, tradisi dan suasana kampung itulah yang menjadi daya tarik dirinya kembali mudik ke kampung, selain rindu kepada orangtua.
Rindu Terhadap Keramahan Masyarakat Desa
Hal ketiga yang membuat penulis rindu pulang kampung adalah keramahtamahan warga desa di kampung halaman. Mereka adalah warga yang sangat sederhana, tulus dan mudah banget bersyukur. Warga desa adalah penduduk yang turut membentuk diri dan kepribadian kita, para rantau.
Obrolan, senyum dan sapaan mereka membuat penulis rindu untuk pulang kampung pada saat hari raya. Indah rasanya hidup bersama dengan orang-orang yang dengan tulus menyapa kita sebagai saudara. Â Karena itu lebaran juga menjadi kesempatan untuk berbagi kepada warga desa yang sangat sederhana ini. Sangat membahagian bisa merasakan suasana seperti ini.
Itulah alasan kenapa mudik ke kampung halaman bagi penulis ibarat ritual menimba kembali sumber kehidupan. Setelah kembali dari kampung, batin terasa Bahagia. Motivasi dan inspirasi untuk makin giat bekerja makin tinggi. Bangga menjadi warga Indonesia yang punya tradisi mudik ke kampung halaman saat hari raya.
Artikel ini adalah refleksi penulis sebagai bagian pengasahan hati sekaligus menantang diri untuk berbagi kebaikan melalui tulisan dalam ajang tantangan samber thr, samber 2023 hari 25)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H