Kebersamaan itu Indah; terlebih lagi kebersamaan bersama dengan orang-orang dekat kita. Pada bulan Ramadan ini begitu sering kebersamaan itu tercipta melalui buka bersama; baik itu buka bersama dengan keluarga maupun buka bersama dengan rekan kerja dan para siswa serta sehabat. Buka bersama membawa berkah.
Orang bilang bahwa bulan Ramadan adalah bulan pengeluaran besar karena banyak kebutuhan yang tidak biasa pada bulan-bulan sebelumnya. Misalnya pengeluaran untuk berbuka dan saur karena menu berbuka dan saur lebih istimewa dibandingkan dengan menu ketika tidak puasa; pengeluaran untuk baju baru atau THR keponakan dan sebagainya.
Dibalik Pengeluaran Terkumpul Berkah Melimpah
Percaya atau tidak setiap pengeluaran yang didasari oleh hati ikhlas dan bermaksud ibadah akan selalu mendapatkan manfaat yang berlipat. Pahala atas ibadah sosial tersebut berbuah kebahagiaan batin dan rezeki tambahan.
Bulan Ramadan sebagai bulan ibadah. Berbuka bersama keluarga, rekan dan sahabat adalah wujud dari ibadah dan beramal. Â Berbuka bersama baik itu kita yang menyelenggarakan atau terlibat sebagian atau menjadi bagian yang diajak menikmati adalah ibadah sosial yang berbuah kemanisan hidup.
Sampai dengan hari ini, selain dengan keluarga, penulis telah terlibat buka bersama beberapa kali. Antara lain dengan para siswa, dengan rekan kerja dan dengan mitra kerja serta dengan staf pengelola perumahan. Sebuah bentuk silaturohmi dan membangun keakraban serta keharmonisan; mempererat tali persaudaraan dan kerja sama dalam ikatan kerja. Inilah yang saya sebut buka bersama memperkuat tatanan sosial atau modal sosial.
Memang benar bahwa biaya yang harus kita keluarkan lebih besar dibanding dengan bulan-bulan ketika tidak puasa. Namun, berkah yang terkumpul pun berlimpah; rezeki dan kekuatan persaudaraan yang terbangun berkat bukber membuahkan kelipatan rezeki dan semangat kerja. Â Rasa syukur yang meliputi diri dan bahagia yang merasuki seluruh diri kita sungguh membuahkan kehidupan yang berkelimpahan. Ini sangat kita rasakan.
Misalnya pada saat bukber bersama dengan para siswa, kita mengalami kedekatan emosional yang sangat positif; kita bisa melihat para siswa dengan kaca mata hati dan kesetaraan sebagai pribadi yang berbadah puasa. Dampak yang penulis rasakan setelah itu, para siswa makin santun, hormat dan bertaggung jawab atas dirinya di sekolah. Ini buah sosial dari bukber.
Ketika bukber bersama dengan rekan kerja dan mitra, kami merasakan rasa saling membutuhkan dan penghargaan yang tinggi terhadap kontribusi yang telah diberikan masing-masing. Perasaan dan kesadaran ini memperkuat pentingnya kerja sama yang semakin professional untuk pelayanan terbaik kepada pelanggan -- dalam hal ini para siswa dan orang tua siswa.
Demikian juga ketika kami bukber bersama rekan kerja dan staf pengelola perumahan. Keakraban dan kedekatan makin kuat kami rasakan. Perasaan sebagai satu keluarga besar begitu kuat. Perasaan ini melahirkan kepercayaan yang semakin tinggi.
Dari semua kegiatan bukber yang kami jalankan, penganggaran sangat ketat; makanan memang istimewa namun tidak mewah karena bagi kami kemewahan bukber pertama-tama bukan pada menu makanan tetapi pada sajian hati dan persaudaraan yang kami ciptakan.
Jelas banget kenikmatan buka bersama bukan hanya karena hidangan menu makanan yang memang lebih istimewa dibandingkan dengan menu makan biasa; tetapi sebuah kenikmatan karena kebersamaan yang memperkuat kontribusi masing-masing kita. Kenikmatan bukber berbuah peningkatan modal sosial yang membangun harmoni dan meningkatkan pelayanan sesuai dengan bidang dan tugas pokok masing-masing. Sekali lagi bulan Ramadan sugguh menjadi bulan berkah bagi kita dan sesama, termasuk lembaga sosial kita.
Artikel ini adalah refleksi penulis sebagai bagian pengasahan hati sekaligus menantang diri untuk berbagi kebaikan melalui tulisan dalam ajang tantangan samber thr, samber 2023 hari 20)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H