Sabtu, 1 April 2023 saya akan memberi rekoleksi kepada para pelajar SMP dan SMA di sebuah sekolah swasta di Jakarta Barat. Rekoleksi adalah kegiatan pengembangan diri mental dan spiritual. Rekoleksi sudah menjadi praktik baik di sekolah-sekolah swasta Katolik dan Kristen sejak dahulu. Biasanya pengembangan mental dan spiritual dalam rekoleksi menggunakan peristiwa dalam kitab suci sebagai dasar pengolahan pengalaman peserta.
Namun, pada rekoleksi kali ini saya  lebih banyak menggunakan pengalaman manusiawi para remaja sebagai materi refleksi. Peristiwa dalam Kitab Suci saya gunakan sebagai penguat. Sedangkan sasaran pengembangan adalah dimensi profil pelajar Pancasila. Saya menyebut sebagai Rekoleksi Pelajar Pancasila.
Dengan menyasar dimensi profil pelajar Pancasila, rekoleksi  menjadi kegiatan ektrakurikuler yang menghidupi dimensi dalam Kurikulum Merdeka.
Konten Rekoeleksi Menghidupi Dimensi Profil Pelajar Pancasila
Kegiatan rekoleksi bukan lagi menjadi kegiatan yang berlatar belakang konteks keagamaan dalam hal ini Katolik dan Kristen. Rekoleksi adalah kegiatan yang mempunyai konteks pengembangan karakter sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila. Konteks inilah yang bisa mengakomodasi berbagai kegiatan pengembangan karakter.
Seorang fasilitator rekoleksi bisa mengeksplorasi 2-3 dimensi yang masing-masing bisa mengambil 2-3 elemen/subelemen. Misalnya pada rekoleksi kali ini saya fokus pada dua dimensi, yaitu dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia; dan dimensi gotong royong. Elemen atau subelemen yang saya kembangkan yaitu, akhlak kepada manusia/mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan, berempati kepada orang lain. Elemen dari dimensi gotong royong yaitu kolaborasi/kerja sama dan komunikasi untuk tujuan bersama.
Konten rekoleksi untuk menghidupi dimensi profil pelajar Pancasila, bukan lagi nilai-nilai biblis. Universalisme yang terkandung di dalam dimensi pelajar Pancasila akan membuat peserta didik menjadi pelajar yang Pancasilais. Pelajar yang Pancasilais tentu adalah pelajar yang hidup menurut nilai-nilai biblis.
Penutup
Enam dimensi profil pelajar Pancasila yang dihidupi Kurikulum Merdeka memberi ruang yang sangat luas kepada sekolah dan guru untuk mendisain kegiatan pengembangan diri secara universal. Kegiatan-kegiatan seperti rekoleksi atau retret yang sudah biasa dilaksanakan di sekolah-skolah swasta Katolik dam Kristen dapat digunakan sebagai media pengembangan diri untuk penguatan karakter pelajar Pancasila. Penulis yakin hal ini akan membuat sekolah-sekolah lebih universal. Keberagaman sungguh dihargai dan dirayakan, termasuk melalui kegiatan rekoleksi dan retret. Rekoleksi pelajar Pancasila menampakan wajah universalisme Kurikulum Merdeka. Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H